BWI-UNDP Jalin Kerja Sama Maksimalkan Pengelolaan Wakaf
Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan United Nations Development Programme (UNDP) menandatangani nota kesepahaman untuk meningkatkan pengelolaan wakaf produktif

MONITORDAY, Jakarta – Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan United Nations Development Programme (UNDP) menandatangani nota kesepahaman untuk meningkatkan pengelolaan wakaf produktif guna medorong Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Nota kesepahaman diteken pimpinan kedua lembaga pada Kamis (25/1/2018), di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat. Kedua lembaga menyadari, pembiayaan yang berasal dari dana sosial keagamaan seperti zakat, infak, sedekah dan wakaf menawarkan potensi yang sangat besar dalam mencapai TPB.
Mohammad Nuh selaku ketua Badan Pelaksana BWI dan Francine Pickup selaku Deputy Country Director UNDP Indonesia meneken nota kesepahaman tersebut disaksikan oleh Duta Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia Anita Nirody, para anggota BWI, perwakilan Bank Indonesia, dan beberapa nazhir besar.
Dalam sambutannya, Mohammad Nuh menyampaikan pentingnya wakaf untuk kesejahteraan--tanpa menafikan pentingnya wakaf sosial untuk peribadatan, kuburan, dan pendidikan. "Kalau wakaf untuk kesejahteraan, berarti mengentaskan kemiskinan," kata Nuh.
Nuh pun mengapresiasi UNDP Indonesia atas tercapainya kesepahaman ini. Ia berharap implementasinya bisa dimulai dengan memperkuat literasi wakaf masyarakat dan menjadikan wakaf sebagai gerakan.
Sementara itu, Francis Pickup menyatakan bahwa wakaf memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap TPB. "Dengan membangunan instrumen-instrumen seperti wadah untuk crowdfunding, impact investment, green sukuk atau wakaf untuk TPB dan beragam kerjasama lainnya, dapat membantu tergapainya potensi tersebut," kata Francis. (Suandri Ansah)