Asia Defisit Infrastruktur untuk Terus Tumbuh

Infrastruktur akan membentuk masa depan kita dengan berbagai cara. Mulai sekarang hingga 2030, Asia membutuhkan US $ 1,7 triliun dalam investasi infrastruktur untuk mempertahankan pertumbuhan dan kualitas hidup dalam menghadapi urbanisasi dan perubahan iklim.

Asia Defisit Infrastruktur untuk Terus Tumbuh
ilustrasi infrastruktur (c) weforum

MONITORDAY.COM - Infrastruktur akan membentuk masa depan kita dengan berbagai cara. Mulai sekarang hingga 2030, Asia membutuhkan US $ 1,7 triliun dalam investasi infrastruktur untuk mempertahankan pertumbuhan dan kualitas hidup dalam menghadapi urbanisasi dan perubahan iklim.

Infrastruktur adalah tulang punggung semua segi ekonomi dan sangat penting untuk membuka kunci pertumbuhan suatu negara. Membangun infrastruktur memang untuk kebutuhan jangka panjang. Hingga ‘kembali modal’ terhiitung relatif lama. Namun tidak terpenuhinya kebutuhan infrastruktur di masa kini adalah akibat dari lambatnya pembangunan di masa lalu. Dan itu akan berulang di masa depan.

Baca Juga : Ketersedian Infrastruktur Telekomunikasi

Dipicu oleh urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang cepat, Asia menghadapi defisit infrastruktur yang terus meningkat antara apa yang dibutuhkan dan apa yang tersedia. Pertumbuhan yang lebih dipicu sektor konsumsi, bonus demografi, dan pasar domestik tentu membutuhkan ketersediaan infrastruktur.  

Perkiraan oleh Bank Pembangunan Asia menunjukkan 459 miliar dolar AS per tahun  kesenjangan pembiayaan di kawasan itu, serupa dengan PDB Thailand. Dan jika kebutuhan ini tidak dipenuhi, kesenjangan ini, dan ketidaksamaan yang dipicu, akan semakin melebar. Sebagaimana dilansir dari Reuters (19/10/2018).

Saat ini di Asia Tenggara, 50,9% penduduk tinggal di daerah perkotaan. PBB mengharapkan angka ini meningkat menjadi rata-rata 66,4% pada tahun 2050. Pertumbuhan populasi Asia semakin mengarah pada tumbuhnya area perkotaan. Pada tahun 2050, populasi Asia diperkirakan akan meningkat sebesar 142 juta  dibandingkan dengan Eropa, di mana populasi diperkirakan akan menyusut lebih dari 25 juta selama periode yang sama.

Karena itu, di seluruh Asia Tenggara, ada dorongan luar biasa untuk memperbaiki infrastruktur. Pemerintah Presiden Joko Widodo berencana untuk mengeluarkan US $ 327 miliar untuk membiayai proyek, dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah mengalokasikan US $ 180 miliar untuk kereta api, jalan dan bandara. Namun dengan perbaikan yang perlu dibuat, dan kompleksitas pembangunan infrastruktur, kerjasama regional melalui orang-orang seperti  ASEAN  adalah kunci.