Bukan Mimpi, UMKM Dapat Terapkan Manajemen Rantai Pasok

Sejauh ini Supply-Chain Management atau Manajemen Rantai Pasok masih belum diimplementasikan dalam skala industri kecil. Marketplace yang telah dikenal luas saat ini . lebih banyak membantu dalam pemasaran produk dari penjual ke ke pembeli akhir (end-user). Istilah kerennya B2C (business to consumer).

Bukan Mimpi, UMKM Dapat Terapkan Manajemen Rantai Pasok
skema B2b platfrom/ net

MONDAYREVIEW.COM – Sejauh ini Supply-Chain Management atau Manajemen Rantai Pasok masih belum diimplementasikan dalam skala industri kecil. Marketplace yang telah dikenal luas saat ini . lebih banyak membantu dalam pemasaran produk dari penjual ke ke pembeli akhir (end-user). Istilah kerennya B2C (business to consumer).

Layanan yang membantu dalam lini B2B atau dari bisnis ke bisnis dalam penyediaan barang dan jasa masih belum cukup berkembang. Bagaimana warung atau UKM memperoleh barang untuk dijual lagi? Kira-kira pertanyaan itulah yang dijawab oleh beberapa pengusaha kreatif.  

Secara mendasar manajemen rantai pasokan adalah manajemen aliran barang dan jasa dan mencakup semua proses yang mengubah bahan mentah menjadi produk akhir. Ini melibatkan perampingan aktif dari kegiatan sisi penawaran bisnis untuk memaksimalkan nilai pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar.

SCM merupakan upaya pemasok untuk mengembangkan dan menerapkan rantai pasokan yang seefisien dan ekonomis mungkin. Rantai pasokan mencakup segala hal mulai dari produksi hingga pengembangan produk hingga sistem informasi yang diperlukan untuk mengarahkan usaha ini.

Nah dari sinilah kabar gembira itu muncul. Ula, startup yang menggarap solusi supply-chain untuk warung dan UKM, pada 10 Juni 2020 mengumumkan perolehan pendanaan awal senilai US$10,5 juta atau setara 148 miliar Rupiah.

Platform ini baru diluncurkan pada Januari 2020 dan memiliki kantor pusat di Jakarta. Konsep bisnisnya mengandalkan aplikasi berbasis e-commerce yang berisi berbagai pilihan barang dagangan grosir yang biasa diburu oleh pemilik warung atau pelaku UKM lainnya, khususnya terkait kebutuhan sehari-hari (FMCG).

Modal yang diputar menjadi senjata bagi pebisnis kecil. Nafas usahanya seringkali tersengal kala modal cekak tak memungkinkannya untuk kulakan barang selengkap toko berjejaring. Satu hal yang membuat layanan ini unik, memungkinkan penggunanya untuk memanfaatkan fitur paylater yang tertanam di aplikasi.

Kendati fokus bisnisnya di Indonesia, tim pengembang Ula tidak hanya berbasis di sini, namun juga ada yang di India dan Singapura.

Potensi pasarnya memang besar, menurut data yang disampaikan Ula, di negara berkembang seperti Indonesia ritel tradisional hampir berkontribusi 80% dari nilai pangsa pasar keseluruhan.

Model bisnisnya turut memberdayakan jutaan orang di berbagai pelosok wilayah; dari sisi bisnis pun mereka dianggap yang paling mengerti tentang karakteristik konsumen di sekitarnya, sehingga memastikan produk yang selalu tepat sasaran.

Modal kerja yang kurang optimal dan SDM yang kurang cakap, sehingga perkembangan bisnis jadi stagnan yang coba diselesaikan Ula melalui platform pemenuhan kebutuhan di satu pintu, dilengkapi layanan kredit yang didasarkan pada analisis data dengan sistem cerdas.

Visi Ula adalah merevolusi perdagangan UKM dengan teknologi, membantu meningkatkan efisiensi mereka, dan menghadirkan alat (teknologi) yang memperlancar bisnis. Semakin besar ukran bisnis pelanggan akan menjadi ukuran kesuksesan Ula.

Ada beberapa startup yang coba peruntungan di vertikal bisnis serupa. Sebut saja Klikdaily, layanan mereka turut mudahkan pemilik warung dapatkan stok produk.

Pelaku UMKM juga dapat melirik TokoPandai, Limakilo, Kudo. Moka, dan Bizzy.

Beberapa platform teknologi lain juga telah memulai model supply chain dengan berbagai bentuk. Misalnya yang dilakukan pengembang point of sales Moka dengan produk Moka Fresh.

Mengintegrasikan sistem pemenuhan bahan pokok pengusaha kecil lewat satu pintu. Atau program kemitraan yang diinisiasi raksasa e-commerce, seperti Mitra Bukalapak, Tokopedia, hingga Shopee — yang juga menyasar pemenuhan kebutuhan di warung-warung tradisional.

Sementara Bizzy Group menyediakan Tokosmart atau Bizzy POS Layanan ini bertujuan membantu pedagang mengelola tokonya dengan cara yang lebih efisien dan membantu mereka mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan jumlah yang tepat, harga yang tepat, dan waktu yang tepat.

Bizzy POS juga membantu pedagang dengan menawarkan berbagai produk yang sesuai dengan target konsumen dan pembiayaan yang dapat membantu mereka tumbuh.

Bizzy juga menawarkan layanan Truckway yang  dapat membantu perusahaan untuk mengoptimalkan muatan dan rute pengiriman. Dengan aplikasi Truckway, pengguna bisa melihat secara rinci daftar order pengiriman dan mencari jalan terbaik yang bisa dilalui agar proses pengiriman lebih lancar.

Bizzy Field Force  merupakan layanan lain Bizzy. Aplikasi ini bertujuan membantu pemilik usaha dalam mengelola tim penjualannya. Lewat aplikasi tersebut, pemilik usaha juga memiliki opsi dalam mengombinasikan tim penjualan guna mengoptimalkan biaya sehingga tidak ada pekerjaan tim penjualan yang saling tumpang tindih.

Ada juga Smart Warehouse. Layanan Smart Warehouse membantu pemilik usaha untuk melacak stok barang dan membantu mereka melakukan pengadaan pembelian barang. Pemilik usaha juga bisa melihat data terkait keputusan apa saja yang dirasa cukup tepat untuk mengoptimalkan penjualan.

Di saat UMKM terpukul pandemi berbagai inovasi ini dapat menjadi jembatan untuk membangun usaha yang tangguh. Dengan manajemen modern yang murah dan meringankan bagi banyak orang. Tergantung mau memulai usaha atau tidak. Jalan telah terbuka lebar. Adil dan transparan.