BSI Satukan Sistem Layanan di Sumatera Utara dan Riau Mulai 14 Juni

MONITORDAY.COM - Bank Syariah Indonesia (BSI) akan melakukan penyatuan sistem layanan di Region 2 yang meliputi wilayah Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau mulai 14 Juni 2021 mendatang.
Regional CEO Region 2 Medan BSI yang membawahi wilayah Sumut, Riau dan Kepri, Wisnu Sunandar mengungkapkan beberapa hal teknis akan dilakukan dalam penyatuan sistem layanan tersebut seperti yang telah dilakukan di sejumlah wilayah.
"Penyatuan layanan tersebut meliputi migrasi rekening, kartu ATM hingga mobile dan internet banking," ujar Wisnu, di Medan pada Senin (7/6/2021).
Wisnu menyebutkan, total jumlah rekening BSI Region 2 mencapai 406.200 dengan 34 outlet kantor. Jumlah ini terdiri dari Kepri sebanyak 63.448 (4 outlet), Riau 188.280 (16 outlet) dan Sumut 154.472 rekening (14 outlet).
Penyatuan sistem layanan merupakan bagian dari proses merger operasional bank syariah (Bank Syariah Mandiri , BNI Syariah dan BRI Syariah) dengan berdirinya BSI pada 1 Februari 2021. Proses migrasi rekening itu bisa dilakukan nasabah secara tatap muka mau pun daring/aplikasi BSI Mobile.
Penyatuan sistem operasional yang dimulai sejak 15 Februari itu ditargetkan selesai pada 31 Oktober sehingga pada November 2021 diharapkan sistem operasional secara keseluruhan sudah selesai menjadi sistem BSI.
Dia menegaskan, BSI memakai sistem layanan BSM sehingga yang perlu migrasi adalah nasabah BNI Syariah dan BRI Syariah, sedangkan nasabah BSM tidak perlu migrasi lagi.
Sementara itu, pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendukung proses migrasi nasabah BSI dengan tetap mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan nasabah.
Deputi Direktur Manajemen Strategis Edukasi Perlindungan Konsumen (EPK) dan Kemitraan Pemda Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Andi Muhammad Yusuf mengatakan, kinerja perbankan syariah di Sumut mengalami tren meningkat setiap tahun sehingga dengan merger menjadi BSI kinerjanya diharapkan semakin lebih baik.
"OJK mendukung kelancaran proses migrasi ke BSI sehingga nasabah dapat melakukan transaksi secara normal dan lebih nyaman dan aman yang pada akhirnya dapat memajukan industri keuangan syariah di Indonesia," ujar dia. Dilansir Antara.