Dampak Pandemi Covid-19, DPR : Hampir Seluruh BUMN Akan Menurun Pendapatannya
BUMN juga terdampak dengan situasi saat ini, meski sebelum ada wabah virus Corona kondisi dan performa beberapa BUMN sedang kurang baik.

MONITORDAY. COM - Pandemi Corona (Covid-19) berdampak pada perekonomian 200 negara, termasuk Indonesia dengan. Hal ini terlihat dari melemahnya nilai tukar rupiah, naiknya inflasi, dan potensi menurunya pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh terhadap pendapatan dan daya beli masyarakat.
Anggota Komisi VI DPR, Herman Khaeron menilai dampak pandemi Covid-19 ini hingga ke berbagai perusahaan BUMN. pasalnya, sebelum menyebarnya pandemi Covid-19 di Indonesia, beberapa perusahaan BUMN dalam kondisi terpuruk.
“BUMN juga terdampak dengan situasi saat ini, meski sebelum ada wabah virus Corona kondisi dan performa beberapa BUMN sedang kurang baik,” kata Anggota Komisi VI DPR, Herman dalam keterangannya, Senin (06/04/2020).
Herman menambahkan, saat sidang masa periode ini, Menteri BUMN Erick Tohir telah menyampaikan roadmapnya di Komisi VI DPR, di mana targetnya dapat meningkatkan deviden sebesar 50 persen dari perolehan deviden tahun 2019. Namun, rapat tersebut dengan situasi ekonomi global dan nasional yang berbeda tidak seperti saat ini, deviden justru akan turun sebesar 50 persen dari perolehan 2019.
“Artinya, hampir seluruh BUMN akan menurun pendapatannya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Herman mengatakan Kementrian BUMN melakukan pemetaan berdasarkan portofolio BUMN, meski dinamis hasilnya 9,1 persen dipertahankan dan dikembangkan, 6,3 persen dilakukan transformasi, 68 persen melakukan konsolidasi, 8,2 persen diutamakan untuk pelayanan publik, dan 8,2 persen divestasi dan bermitra.
“Artinya akan ada perampingan BUMN agar lebih efisien dan efektif untuk memghasilkan laba, selain melaksanakan penugasan pemerintah,” tambahnya.
Kemudian, Herman mencontohkan bulog yang dulu bertahan dan memperoleh laba dengan melaksanakan penugasan beras miskin (raskin) menjadi beras sejahtera (rastra) setelah berubahnya penugasan, kini terus menurun. Menurutnya, dalam situasi seperti ini menghadapi tekanan hutang jangka pendek karena kekurangan kas dan stok yang menumpuk.
“PLN juga saya kira akan terdampak dengan pelemahan nilai tukar rupiah dan subsidi yang naik signifikan, serta BUMN Karya yang juga akan menghadapi masalah,” tuturnya.
Namun, Herman tetap optimis dan mendorong agar Menteri BUMN melahirkan strategi dan cara menghadapinya, serta mempersiapkan manajemen resiko dan mitigasi yang tepat. Agar bisa menjaga kinerja BUMN bahkan kedepan meningkatkannya.