BMKG: Waspada Gempa Susulan di Sulbar

BMKG: Waspada Gempa Susulan di Sulbar
Sumber gambar: antaranews.com

MONITORDAY.COM - Gempa Sulawesi Barat yang meluluhlantakkan Kabupaten Majene dan Mamuju berpotensi diikuti gempa susulan. Hal ini dijelaskan oleh BMKG dalam pernyataan persnya. Sampai berita ini diturunkan, BMKG masih terus memantau perkembangan gerakan lempeng bumi di Sulawesi Barat. 

Dilansir dari antaranews.com, dari pengamatan sementara sekitar pukul 12.20 WITA, pada 18 Januari 2021, gempa susulan berskala kecil dengan kekuatan 2,7 magnitudo terjadi di kedalaman 21 kilometer dengan 26 kilometer arah barat daya Mamuju.

Sedangkan gempa tektonik susulan sebelumnya, pada pukul 12.11 WITA, juga terjadi dengan skala 4,2 magnitudo. Analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter perkembangan dengan magnitudo 4,2 magnitudo itu menimbulkan getaran.

Episenter gempa tersebut terletak pada koordinat 2,91 LS dan 118,99 BT, atau tepatnya berlokasi pada jarak 16 kilometer Timur Laut Majene-Sulawesi Barat pada kedalaman 10 kilometer.

"Sampai dengan hari ini kami sudah mencatat sebanyak 39 kali gempa. 31 kali gempa susulan dan delapan gempa sebelumnya," ucap Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Ahli BBMKG Wilayah IV Makassar, Barkah Yuniarto di Makasar, Sulawesi Selatan, Senin.

Saat ditanyakan apakah ada potensi gempa lebih besar dari sebelumnya 6,2 magnitudo itu, kata dia, kondisinya berbeda dengan karakter gempanya. Sebab, gempa susulan memang masih terjadi di sekitar Provinsi Sulbar, namun tidak seperti gempa yang lalu.

"Untuk potensi masih ada, karena gempa susulan ini. dia (gempa susulan) tidak terlalu banyak setelah 6,2 itu. Tapi kemungkinan dia masih menyimpan energi yang besar, sehingga potensi terjadi lumayan besar itu masih ada," bebernya.

Kendati demikian, masyarakat di Sulbar tidak perlu khawatir secara berlebihan, dan tetap selalu waspada akan terjadinya gempa susulan yang bisa saja terjadi.

"Kami harap masyarakat untuk tetap waspada, kalau memang kondisi rumah tidak layak atau sudah mau rubuh jangan masuk ke rumah, mending mengungsi ke tempat terbuka lebih aman, " harap Yuniarto menyarankan.