Blusukan Online Pasangan Gibran-Teguh
Konsep blusukan online sebenarnya bukan pertama kali dilakukan, pada tahun 2014 Jokowi pun pernah melakukannya.

MONDAYREVIEW.COM – Blusukan merupakan istilah yang mulai populer tahun 2014, saat Joko Widodo mencalonkan diri menjadi Presiden RI untuk pertama kalinya. Istilah ini menjadi trademark kampanye Joko Widodo yang berbeda. Jika kampanye politik identik dengan mengumpulkan massa di lapangan besar, untuk mendengarkan kuliah umum atau mendengarkan biduan bernyanyi, Jokowi tidak begitu. Dia mendatangi masyarakat yang berada di rumah-rumah mereka, menyapa lalu menyampaikan visi dan misi di depan mereka. Bukan masyarakat yang mendatangi Jokowi, melainkan Jokowi yang mendatangi masyarakat.
Blusukan dinilai mempunyai kelebihan dibanding kampanye pada umumnya. Dengan blusukan, calon pemimpin bisa melihat langsung kondisi riil di masyarakat. Dia bisa tahu apa yang dibutuhkan masyarakat. Metode selain blusukan, ada kemungkinan seorang calon pemimpin hanya menerima laporan yang bagus-bagus saja dari bawahannya. Blusukan membuat pemimpin tidak mungkin dibohongi. Blusukan juga bisa membuat calon pemimpin merasakan langsung apa yang dirasakan oleh rakyat. Masyarakat kita lebih menyukai pemimpin yang merakyat dibanding yang elitis. Inilah mengapa akhirnya Jokowi terpilih dua periode menjadi presiden, karena berhasil mengambil hati rakyat. Salah satunya melalui blusukan.
Pepatah mengatakan buah tak jauh dari pohonnya. Setelah Jokowi, Gibran Rakabuming sang putra sulung memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya masuk ke dunia politik. Dia ingin memulai karir politik dari bawah, yakni menjadi walikota Solo, kota kelahiran ayahnya. Setelah sukses dalam dunia bisnis, Gibran mencoba melebarkan sayap masuk ke dunia politik. Tentu saja ikhtiar-ikhtiar politik tetap dia lakukan, salah satunya adalah kampanye. Sayangnya pada masa sekarang pandemi belum mereda, Gibran dan seluruh paslon yang bertarung dilarang untuk berkampanye dengan mengumpulkan massa yang banyak. Maka para calon harus putar otak menyusun strategi kampanye alternatif.
Tercetuslah blusukan online sebagai kampanye alternatif dan kreatif Gibran kepada masyarakat. Caranya adalah timses Gibran membawa layar TV besar untuk menampilkan Gibran yang berpidato. Adapun Gibran sendiri berada di tempat lain. Masyarakat menyaksikan Gibran berpidato dari layar tersebut. Konsep blusukan online sebenarnya bukan pertama kali dilakukan, pada tahun 2014 Jokowi pun pernah melakukannya. Jokowi melakukan kampanye blusukan untuk pada pemilih di luar negeri, yang tidak terjangkau untuk didatangi. Hari ini blusukan online dilakukan bukan karena jarak yang terlampau jauh, namun untuk melindungi diri dari covid19 yang mengancam nyawa manusia.
Blusukan online merupakan bukti bahwa selalu ada jalan di tengah berbagai hambatan. Walaupun efektifitasnya mungkin tidak sebaik blusukan konvensional atau kampanye konvensional, namun blusukan online bisa menjadi bukti bahwa manusia adalah makhluk yang inovatif, senantiasa mencari jalan keluar saat aral melintang. Hal ini bisa menjadi pertanda juga bahwa Gibran merupakan sosok yang kreatif dan senantiasa mempunyai gagasan segar dalam menyikapi beragam masalah.