Berkah Wudhu dan Shalat Bagi yang Menunaikannya

Berkah Wudhu dan Shalat Bagi yang Menunaikannya
Foto: liputan6.com

MONITORDAY.COM - Segala Puji bagi Allah yang telah mengajari kami apa yang belum kami ketahui dan memahamkan kami apa yang belum kami pahami. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Kecuali Allah. Kesaksian bagi orang yang beriman dan berserah diri. Dan Aku bersaksi bahwa Muhammad sebagai hamba dan utusan_Nya yang dibangkitkan bagi seluruh manusia dari kalangan bangsa Arab maupun kalangan bangsa ‘Azam. Shalawat dan baginya, keluarganya, shahabatnya, dan para ikhwannya.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang ditujukan bagi kalangan mukmin juga muslim: ”Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Dan dirikanlah shalat untuk Allah dengan khusyu. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS.Al-Baqarah: 238-239).

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Pangkal segala hal ialah Islam.dan tiangnya  adalah shalat serta puncaknya adalah berjuang di jalan Allah” (H.R Tirmidzi dari Mua’az bin Jabal)

Pada hadis yang lain, Rasulullah SAW menegaskan bahwa:“Batas antara seseorang dengan kekafiran ialah meninggalkan shalat” (Hadist Ahmad,Muslim, dan ashab as-Sunan). Dengan demikian, shalat menjadi jaminan keselamatan seorang mu’min sekaligus muslim di akhirat, Rasulullah SAW bersabda: “Amal seseorang yang pertama kali di hisab pada hari kiamat adalah shalat. Bila ia baik, baiklah seluruh amalannya. Sebaliknya, jika jelek, maka jelek pulalah seluruh amalnya. (H.R Thabrani).

Betapa pentingnya  shalat bagi kalangan orang beriman sekaligus muslim. Shalat bukan hanya berfungsi sebagai tiang penyangga bagi tegaknya agama Islam secara istitusional, tetapi juga memelihara diri pribadi dari marabahaya di akhirat kelak.

Orang beriman yakin bahwa setelah terjadinya kiamat semua manusia akan dibangkitkan kembali dan dikumpulkan di padang masyhar kemudian dihisab (diperhitungkan) amal perbuatannya selama menjalani kehidupan di dunia untuk mendapatkan balasan dari Allah SWT sesuai amal perbuatannya. Dan shalat menjadi salah satu barometer baik dan buruknya amal perbutan manusia.

Orang yang menegakkan dan menjaga shalatnya akan berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah untuk menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar: Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45).

Di samping menjadi jaminan bagi keselamatan di akhirat, adakah keberkahan lain dari shalat? Terutama bagi jiwa dan raga orang beriman yang mendirikan shalat dengan khusyu selamanya hidup di dunia?

Sebelum melaksanakan shalat, Al-Qur’an mengajarkan bahwa amalan yang harus dilakukan lebih dulu adalah berwudhu (jika ada air atau bertayamum bila tidak ada air). Allah SWT berfirman: “Hai, orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku. Sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. Jika kamu junub, mandilah. Jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih). Sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu supaya kamu bersyukur.” (QS Al-Ma’idah: 6).

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi bersabda: ”Allah SWT tidak akan menerima shalat seseorangdi antaramu bila ia berhadast,sampai ia berwudlu lebih dahulu” (H.R Bukhari, Muslim, Abu Daud,dan Tirmidzi).

Pada saat melakukan wudhu sesuai dengan perintah Allah SWT dalam ayat tersebut, ada empat anggota tubuh yang harus di cuci, yaitu dengan cara membasuh wajah dan  kedua tangan sampai siku, serta mengusap rambut, dan kedua kaki sampai dengan mata kaki. Sedangkan dalam sunah rasulullah sesuai dengan otoritas yang telah di berikan Allah SWT kepadanya,berdasarkan hadist-hadist yang diriwayatkan oleh para shahabatnya.

Amalan wudhu di mulai dengan membaca basmalah, membasuh kedua telapak tangan, berkumur, memasukan air kedalam hidung dan mengeluarkannya kembali, membasuh wajah, membasuh kedua tangan sampai dengan siku, mengusap rambut, mengusap dua telinga, kemudian membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Masing-masing tahapan dimulai dengan bagian kanan dan diulang-ulang sebanyak tiga kali.

Mengapa dalam berwudlu hanya beberapa bagian anggota tubuh saja yang diperintahkan untuk di bersihkan?. Padahal jika dibandingkan dengan mandi, tentu mandi lebih utama. Dengan mandi semua anggota tubuh dibersihkan.

Seorang Ilmuwan berasal dari Austria Prof.Leopod Werner Von Enrevel seorang psikater dan neurologi. Melakukan penelitian tentang tentang manfaat wudlu bagi kesehatan raga dan akhirnya menjadi mualaf.

Hasil penelitiannya,  Dia menemukan pusat-pusat syaraf yang paling peka pada tubuh manusia, berada pada dahi, tangan, dan kaki. Pusat syaraf ini sangat sensitif bila terkena air. Apabila seseorang senantiasa membasuh pusat-pusat syaraf ini dengan air maka akan menjaga kesehatan dan keselarasan pusat syarafnya. Berdasarkan hasil penelitiannya Leopod merekomendasikan agar wudhu bukan hanya dilakukan oleh umat islam saja tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan.

Rasulullah SAW dalam sebuah hadis bersabda: ”Shalatlah kamu sebagaimana Aku shalat. (H.R Bukhari, Muslim,dan Ahmad). Ketika melaksanakan ibadah shalat, salah satu sunah rasul yang diajarkan kepada orang beriman sekaligus muslim, diantaranya adalah bersujud. Mengapa harus ada bersujud?

Prof. Fidelma O’Leary berkebangsaan Irlandia yang berimigrasi ke Amerika Serikat.Dia memeluk Islam setelah mempelajari Al-Qur’an dengan terjemahan bahasa Ingris pemberian temannya. Alasan dia masuk Islam, karena Islam merupakan agama yang simple dan rasional.

Sosok Tuhan dalam Islam berbeda denga ajaran agama lain di dunia.Tuhan tidak di visualisasikan hanya diinformasikan mengenai sifat-sifatnya dan tidak sama dengan ciptaanya. Ini rasional. Berkomunikasi dengan Tuhan dalam Islam  dapat dilakukan secara langsung tanpa melalui perantara. Dan, salah satu media untuk berkomunikasi dan beriteraksi dengan Tuhan adalah shalat.

Hal yang menarik baginya dalam mendirikan shalat adalah sujud (meletakan dahi pada tanah atau sajadah). Sujud ini, menjadi inspirasi bagi Prof. Fidelma untuk diteliti mengenai manfaatnya bagi orang yang mendirikan shalat.

Prof. Fidelma merupakan seorang Neurosains di Universitas ST. Edward di Austin, Texas. Pada awalnya dia melakukan penelitian mengenai otak manusia di sebuah rumah sakit dalam jangka waktu yang cukup lama. Hasil penelitiannya, dia menemukan bahwa  ada bagian-bagian syaraf pada otak menusia tidak mendapatkan suplai darah.

Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah agar bisa berfungsi secara normal. Menurut Por. Dr. Fidelma syaraf-syarat di otak tersebut hanya perlu dialiri darah sesaat saja agar bisa berfungsi secara sepurna. Ternyata, syaraf-syaraf tersebut tidak dapat di aliri darah kecuali dalam posisi sujud yang merupakan salah satu rukun shalat.

Betapa banyak keberkahan yang telah Allah SWT ajarkan melalui Al-Qur’an dalam menjalankan ajaran Islam. Tetapi karena Allah hanya memberikan sedikit ilmu bagi manusia, maka keberkahan-keberkahan dari pelaksanaan ajaran Islam ditemukan secara bertahap dan dengan rentang waktu yang cukup lama sesuai dengan perolehan ilmu yang dimiliki oleh manusia.

Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat”. (QS.Al-Baqarah:269). Wallahu’alam bi showab