Beri Kuliah Umum, Prof Rokhmin: UNWIR Miliki Peran Penting Majukan Indonesia

Beri Kuliah Umum, Prof Rokhmin: UNWIR Miliki Peran Penting Majukan Indonesia
Prof. Rokhmin Dahuri (Foto: Monitorday.com)

MONITORDAY.COM - Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Prof. Rokhmin Dahuri menilai Universitas Wiralodra (UNWIR) Indramayu Jawa Barat memiliki modal yang kuat untuk berdiri tegak sejajar dengan Perguruan Tinggi ternama di Indonesia.

Hal ini dibuktikan dari penjelasan Rektor UNWIR, Dr. Ujang Suratno, SH., M.Si yang mengutip data tahun 2020 dari kemendikbud, bahwasanya UNWIR berada pada peringkat 313 dari 3244 Perguruan Tinggi Se-Indonesia, yang sebelumnya pada tahun 2016, UNWIR berada di peringkat 1106.

Bahkan, UNWIR untuk di Jawa Barat berada di peringkat 23 Top Universites in West Java tahun 2020, dan ranking 166 se-Indonesia.

" Prestasi ini harus dijaga. Namun jangan cepat puas karena SDM di Indramayu ini masih terbilang rendah dan UNWIR punya peran penting memajukan daerah ini. Tidak hanya itu, UNWIR juga punya peran penting membangun Indonesia," ujar Prof Rokhmin di Kuliah Umum dengan tema  Peningkatan Peran dan Kontribusi Unwir dalam Pembangunan Bangsa di era  Industri 4.0 dan Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Maju, Adil-Makmur, dan Berdaulat di Convention Hall UNWIR Indramayu Jabar, Rabu (16/6/2021).

Prof Rokhmin mengatakan pemeringkatan ini menjadi  penanda bawah UNWIR memiliki peran dalam mencetak SDM yang unggul. Hanya dengan itu, bangsa bisa maju dan unggul.

"Kunci maju dan unggul sebuah bangsa adalah sumber daya manusia,"  tambah Prof Rokhmin.

Selanjutnya, Prof Rokhmin menjelaskan empat poin penting bahwa Indonesia memiliki modal dasar yang lengkap dan besar untuk menjadi bangsa maju, adil, makmur dan berdaulat.

Pertama, Jumlah penduduk 270 juta orang (terbesar keempat di dunia) dengan jumlah kelas menengah yang terus bertambah, dan dapat bonus demografi dari 2020 – 2040 yang merupakan potensi human capital (daya saing) dan pasar domestik yang luar biasa besar.

Kedua, Kaya Sumber Daya Alam (SDA) baik di darat maupun di laut.

Ketiga, Posisi geoekonomi dan geopolitik yang sangat strategis, dimana 45% dari seluruh komoditas dan produk dengan nilai 15 trilyun dolar AS/tahun dikapalkan melalui ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) (UNCTAD, 2012).  Catatan: Selat Malaka (ALKI-1) merupakan jalur transportasi laut terpadat di dunia, 200 kapal/hari.

Keempat, rawan bencana alam (70% gunung berapi dunia, tsunami, dan hidrometri) mestinya sebagai tantangan yang membentuk etos kerja unggul (inovatif, kreatif, dan entrepreneur) dan akhlak mulia bangsa.

Lebih lanjut, Prof Rokhmin mengungkapkan penyebab tertinggalnya Indonesia yang mencakup 2 hal.

Internal

  1. Belum ada “Road Map Pembangunan Nasional yang Komprehensif, Tepat, dan Benar” yang dilaksanakan secara berkesinambungan
  2. Kualitas SDM (knowledge, skills, expertise, kapasitas inovasi, dan etos kerja) relatif rendah
  3. Akhlak belum baik (seperti budaya “sms” susah Kerjasama, tidak amanah, dan hedonis)
  4. Belum ada pemimpin yang capable, negarawan, dengan IMTAQ kokoh.

Eksternal 

  1. Keserakahan bangsa-bangsa maju dan kapitalisme cenderung menjajah secara ekonomi negara berkembang.
  2. Disrupsi akibat kemajuan IPTEK yang sangat pesat
  3. Pertarungan ideologi

"Sayangnya, hampir semua indikator yang terkait dengan dengan kapasitas IPTEK, Riset, Inovasi, dan Kualitas SDM kita bangsa Indonesia, itu masih rendah (tertinggal)," tandas Prof Rokhmin. 

Kendati demikian, Prof Rokhmin kembali mengajak ke seluruh peserta kuliah umum yang sebagian besar milenial untuk menggali potensi Kabupaten Indramayu yang memiliki potensi yang sangat besar yang belum digarap secara maksimal.

Potensi tersebut diantaranya, Sumber Daya Alam (SDA daratan) di atasnya lahan pertanian dan di bawahnya kandungan minyak dan gas (migas), SDA kelautan yakni perikanan dan pariwisata pantai.

Lalu, potensi SDA yang ada di Indramayu harus dikembangkan untuk mengejar ketertinggalan Indramayu dengan kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Barat dan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Dari sektor kelautan dan perikanan, Indramayu memberikan kontribusi 40 persen produksi perikanan di Jawa Barat.

Adapun ikan hasil tangkapan nelayan asal Kabupaten Indramayu, diantaranya manyung, kuniran, bawal hitam, peperek, kakap merah, tiga waja, kembung, tengiri, tongkol, cucut, udang dan cumi. Sedangkan komoditas unggulan yang dibudidayakan di areal tambak di Kabupaten Indramayu berupa udang, bandeng, nila, lele, garam, gurame dan rumput laut. 

Nelayan Indramayu tidak hanya melaut di sekitar Laut Jawa tapi juga perairan Papua dan kapal yang  digunakan lebih dari 80 GT (gros ton), ada 120 GT dan produksinya satu kapal itu kadang-kadang sampai 160 ton.

Begitu juga dengan kemampuan Kabupaten Indramayu yang memiliki wilayah pesisir  yang sangat panjang dalam menghasilkan garam.  Indramayu juga punya garam dengan keberadaan sentra garam di Kecamatan Kandang Haur, Kecamatan Krangkeng dan Kecamatan Losarang memasok 15 persen garam nasional.

Dengan demikian, sudah saatnya UNWIR meramu banyaknya potensi di wilayah ini dengan membangun sinergi dengan berbagai pihak agar SDM unggul di UNWIR dapat dioptimalkan demi kemajuan bangsa dan negara. 

Kuliah umum semakin semarak dengan pertunjukan tarian tradisional dari mahasiswa UNWIR yang apik menunjukan salah satu kearifan lokal yang dimiliki Indramayu.