Bencana Terjadi, Amalkan 3 Hal Ini!

MONITORDAY.COM - Erupsi Gunung Semeru, gunung tertinggi di pulau jawa cukup menyisakan pilu di hati. Pasalnya, Allah memberitahukan bahwasannya setiap bencana yang terjadi di muka bumi adalah karena kesalahan manusia. Manusia dilimpahi tugas mengurusi bumi, maka saat bencana terjadi, mungkin salah satu penyebabnya adalah manusia.
Allah berfirman: “Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisa: 79)
Memang di satu sisi, bencana vulkanologi ini disebabkan oleh gejala alam itu sendiri. Apalagi menurut geografi, Indonesia dikelilingi ring of fire, maka wajar saja jika sering terjadi gempa dan letusan gunung berapi. Tapi, bencana juga bisa terjadi sebab kehendak Allah ingin menegur manusia.
Jika menerjemahkannya sesuai apa yang Allah maksud, maka efek dari bencana ini bukan sekadar duka kesedihan, kehilangan nyawa dan harta benda. Akan tetapi, meningkatnya keimanan, karena ujian berupa bencana ini tidak lain adalah bentuk kasih sayang Allah yang ingin menaikkan derajat keimanan hamba-Nya.
Untuk merespon teguran Allah berupa bencana tersebut, Islam menyodorkan tiga amalan yang bisa dilakukan saat terjadi bencana.
- Muhasabah dan Taubat
Ini adalah langkah awal dan yang paling utama saat sesuatu terjadi menimpa kita. Dengan bermuhasabah, kita dituntut untuk introspeksi tentang kesalahan apa yang diperbuat sehingga menjadi sebab datangnya bencana. Dengan muhasabah juga, cara pandang kita terhadap Allah menjadi lurus, tidak menyalahkan keadaan ataupun takdir Allah.
Hal yang normal dilakukan setelah muhasabah, setelah menemui titik kesalahan diri adalah bertaubat. Orang yang beriman khususnya akan terdorong untuk meminta ampun pada Allah atas bencana yang terjadi. Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata, “Terkadang Allah mengizinkan bumi bernapas sehingga mengakibatkan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu menjadikan ketakutan kepada Allah, kesedihan, taubat dan berserah diri kepada Allah.”
Bertaubat saat terjadi bencana juga dicontohkan Rasulullah Saw dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, dari Abu Musa: Ketika gerhana matahari, Rasulullah bangun dan takut bahwa itu mungkin hari kiamat. Ia pergi ke masjid dan mengucapkan doa dengan sujud terlama. Lalu ia berkata, “Tanda-tanda yang dikirim Allah ini tidak terjadi karena hidup atau mati seseorang, tetapi Allah membuat umatnya takut. Sehingga ketika melihat suatu bencana, mohon dan memintalah pengampunan kepada-Nya.”
- Sabar dan Shalat
Tidak hanya saat terjadi bencana, perintah sabar harus terus diamalkan dalam kehidupan seorang mukmin. Sabar bisa menjadi kunci dari segala kesulitan hidup. Apa-apa saja yang menimpa hidup, hanya pintu sabar yang bisa mengantarkan pada ketabahan dan keberanian menghadapi timpaan tersebut. Al-Quran menyebut kalimat sabar sampai 103 kali, ini mengindikasikan bahwa sabar itu penting.
Agar sabar semakin kuat di hati, Allah menyandingkan kalimat sabar dengan shalat. Sebagai tiang agama, shalat juga bisa menjadi tiang dari kokohnya hati seorang mukmin. Karena mukmin itu, bilamana menemui kesulitan, dia akan sabar kemudian shalat.
Sabar dan shalat berfungsi menjadi sarana untuk meminta pertolongan Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut, "Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al-Baqarah: 45). “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
- Sedekah
Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya sedekah benar-benar memadamkan kemurkaan Allah dan menghindarkan dari kematian yang buruk” (HR. Tirmidzi, Hadis Hasan Li-Ghairihi)
Islam mengindahkan keseimbangan dunia dan akhirat. Jika jalur habluminallah atau komunikasi dengan Allah sudah ditempuh maka harus juga menempuh jalur habluminannas atau komunikasi dengan sesama manusia. Dan hal konkret yang bisa dilakukan adalah dengan bersedekah.
Sedekah merupakan wujud kasih sayang dan kepedulian tinggi dalam bersosial. Apalagi bersedekah kepada para korban bencana. Sedekah mungkin saja ditanggapi sebagai hiburan oleh mereka yang kehilangan keluarga, pekerjaan dan harta benda.
Dan yang paling utama, dengan bersedekah, kita harap Allah memadamkan murka-Nya dengan menghentikan bencana ataupun mencegah terjadinya. Rasulullah Saw bersabda: “Bersegeralah kalian untuk mengeluarkan sedekah, karena sungguh bencana tak dapat melewati sedekah“ (HR Thabrani)