Benarkah Gerakan Makar Kepada Presiden Jokowi Itu Terjadi?
Pernyataan Gatot pastinya akan berimplikasi besar terhadap masyarakat, khususnya bagi umat Islam.

MONDAYREVIEW.COM- Pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam acara talkshow #PanglimaDiRosi di Kompas TV, Jumat (5/5) lalu yang secara tegas menolak adanya upaya kudeta dalam aksi bela Islam di Jakarta memunculkan banyak tanya. Pasalnya pernyataan Gatot bertolak belakang dengan Kapolri Jenderal Tito Karnivian yang secara fasih menegaskan bahwa ada upaya makar terhadap pemerintahan yang sah oleh kelompok tertentu dengan mendompleng aksi bela Islam.
Pernyataan Gatot pastinya akan berimplikasi besar terhadap masyarakat, khususnya bagi umat Islam. Karena tidak mungkin apa yang diucapkan oleh Gatot tidak memiliki dasar yang kuat. Di mata masyarakat apa yang telah disampaikan oleh Gatot semakin menegaskan bahwa selama ini tuduhan makar yang dilakukan oleh Kapolri merupakan rekayasa. Tuduhan makar selama ini hanya untuk mengalihkan isu-isu politik yang semakin menguat sepanjang Pilkada DKI Jakarta.
Maka itu tugas pemerintah harus bisa memastikan apa selama ini tuduhan makar oleh Kapolri benar adanya atau hanya untuk mengamankan kepentingan kelompok tertentu.
Langkah yang akan tempuh oleh Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) yang akan segara memanggil Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnivian merupakan langkah yang tepat.
"Nanti akan saya kumpulkan (panglima TNI dan Kapolri) untuk menjawab pertanyaan kamu ya," kata Wiranto kepada wartawan di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Sabtu (6/5).
Melalui pertemuan tersebut diharapkan akan mendinginkan suasa ditengah-tengah masyarakat. Hal tersebut sangat penting dilakukan. Pasalnya TNI dan Polri merupakan benteng pertahanan untuk menjaga keamanan dan menjaga keutuhan NKRI. Apabila kedua kekuatan besar ini tidak sejalan dan terpecah belah maka bangsa ini dihadapkan ancaman yang sangat serius.
Sebelumnya Panglima TNI Gatot menegaskan tidak melihat bahwa aksi bela Islam termasuk Aksi Simpatik 55 akan didompleng kelompok tertentu untuk melakukan makar alias kudetata terhadap Presiden Joko Widodo. Diketahui, Aksi Simpatik 55 yang domotori Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) hari ini (Jumat, 5/5), bertujuan untuk mendukung independensi hakim dalam kasus dugaan penodaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Bahkan Gatot tersinggung bahwa umat Islam akan melakukan upaya makar. Pasalnya selama ini umat Islam merupakan motor perjuangan merebut kemerdekaan. Dan melihat selama jalannya aksi, baik Aksi 411 dan Aksi 212 berlangsung damai, aman, dan tertib. Sehingga apabila ada tuduhan seperti itu hanya berita hoax, untuk menakuti-nakuti kita semuanya.
“Jangan takut, karena Indonesia tidak bisa ditakut-takuti, karena kita adalah kumpulan manusia yang berjiwa satria dan patriot," demikian Gatot.