Beli Peternakan di Belgia, Cara Cerdas Erick Thohir Tekan Impor

Beli Peternakan di Belgia, Cara Cerdas Erick Thohir Tekan Impor
Menteri BUMN Erick Thohir/net

MONITORDAY.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam sebuah kesempatan webinar, mencetuskan wacana bahwa BUMN berencana membeli peternakan sapi di Belgia. Dirinya juga meminta bantuan Dubes Andri Hadi (KBRI Brussel) untuk mencarikan peternakan sapi yang akan di jual di Belgia.

Gagasan ini banyak direspon negatif, karena diduga beralasan tidak pro terhadap kemandirian pangan nasional. Ada juga pendapat bahwa kebijakan ini justru memperbesar kuota impor daging.

Menanggapi hal itu, pengamat Kebijakan Publik Abi Rekso menilai gagasan Erick tersebut justru positif sebagai sebuah trobosan strategi dagang BUMN. 

Dia menjelaskan, sejak awal tahun 2021 Menteri Pertanian Yasin Limpo telah mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia akan impor 502.000 ekor sapi atau setara 112.503 ton. Kemudian 185.000 ton daging sapi potong dari India dan Brazil. Bahkan diprediksi kebutuhan nasional akan daging sapi meningkat hingga 700.000 ton. 

“Jika kita punya peternakan sapi yang sudah berjalan sebagai sebuah industri di Belgia, maka kita mendapatkan dua manfaat. Bisa menekan angka impor sapi potong dan sebagai bentuk investasi industri pangan nasional,” ujar Abi Rekso, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (19/4/2021). 

Abi juga menjelaskan, rencana Erick Thohir tidak akan mematikan peternak sapi nasional. Justru akan memperkuat industri sapi potong di Indonesia. 

Karena, lanjut dia, dalam rantai industri sapi potong terbagi menjadi tiga klaster, pembibitan (breeding), penggemunkan (feeding) dan pemotongan (butchering). Selama ini yang kita lakukan hanya penggemukan dan pemotongan. Karena bibit unggulnya dikuasai peternak besar di Eropa dan Amerika. 

“Selama ini kita membeli sapi dewasa siap potong atau daging beku. Harus kita akui, peternakan kita belum memiliki bibit sapi unggul. Ditambah budaya peternakan kita yang belum kuat. Ternak hanya dijadikan aktivitas sampingan masyarakat petani. Bukan aktivitas utama. Ini realitasnya dalam masyarakat kita," papar dia. 

Banyaknya tudingan kepada Erick Thohir bahwa niat membeli peternakan sapi di Belgia akan mempersulit peternak lokal juga ditepis Abi Rekso. 

Dia berpendapat bahwa jika betul kita punya peternakan sendiri di Belgia, maka lisensi dari bibit unggul sapi juga kita miliki. Cuaca dan ekosistem Eropa memang lebih baik pembibitan sapi. Dengan begitu, sebagai industri pangan, kita akan mampu melakukan pembibitan (breeding) unggul didalam peternakan nasional. 

“Niat Erick Thohir ini perlu didukung sebagai upaya menabrak monopoli bibit unggul sapi. Bukan tidak mungkin perkawinan silang sapi lokal dan Eropa bisa menghasilkan ras sapi unggul Indonesia seperti Wagyu di Jepang,” ungkap Abi Rekso. 

Senada dengan itu, Dosen Ilmu Manajemen di Institut Bisnis Muhamadiyah (IBM) Bekasi, M. Muchlas Rowi juga mendukung gagasan Menteri BUMN tersebut. Dia menilai, rencana itu bisa menjadi solusi agar Indonesia tidak  bergantung pada impor.

"Pak Jokowi beberapa waktu yang lalu sudah menggarisbawahi komoditi-komoditi bahan pangan impor. Saya kira termasuk daging sapi, yang dari sisi supply kita belum bisa memenuhi permintaan daging sapi di dalam negeri, namun di sisi lain kita seringkali mentok dengan solusi impor," ujarnya.

Menurut dia, hal penting dari memiliki peternakan di negara maju, petani lokal juga dapat belajar menerapkan teknologi agar kualitas produk dari dalam negeri bisa bersaing.

"Rencana Erick Thohir untuk membeli peternakan sapi di Belgia justru jadi solusi cepat dan sangat cerdas. Dan yang paling penting ini akan bermanfaat untuk menyerap teknologi dan melakukan pengkawinan sapi lokal dan sapi Eropa," demikian Muchlas Rowi menambahkan.