Bela Haedar, Mahasiswa Muhammadiyah Nilai Pernyataan Amien Rais Soal Sikap Muhammadiyah di Pilpres Bertentangan dengan Khittah

Amien Rais tak sependapat dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah saat ini Haedar Nashir yang membebaskan warga Muhammadiyah soal pilihan di pilpres 2019 nanti, bahkan Amien akan menjewer Haedar, bila Muhammadiyah tak tentukan sikap di pilpres mendatang. Apa kata DPP IMM?

Bela Haedar, Mahasiswa Muhammadiyah Nilai Pernyataan Amien Rais Soal Sikap Muhammadiyah di Pilpres Bertentangan dengan Khittah

MONITORDAY.COM - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Amien Rais tak sependapat dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah saat ini Haedar Nashir yang membebaskan warga Muhammadiyah soal pilihan di pilpres 2019 nanti, bahkan Amien akan menjewer Haedar, bila Muhammadiyah tak tentukan sikap di pilpres mendatang.

"Di tahun politik, tidak boleh seorang Haedar Nashir memilih menyerahkan ke kader untuk menentukan sikapnya di Pilpres. Kalau sampai seperti itu akan saya jewer," ujarnya di sela Tabligh Akbar dan Resepsi Milad ke-106 Masehi Muhammadiyah di Islamic Center Surabaya, seperti dilansir Antara, Selasa (20/11/2018).

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) angkat bicara soal pernyataan Amien Rais tersebut. Menurut DPP IMM pernyataan Amien justru bertentangan dengan semangat khittah yang sudah pernah digagas dalam Muktamar Muhammadiyah tahun 1971 di Makassar yang menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak terikat dengan partai politik apapun, dan menjaga jarak yang sama dengan semua partai politik.

“Dan kemudian ditetapkan lagi pada Tanwir Muhammadiyah pada tahun 2002 di Denpasar, Bali yang secara prinsip menegaskan Muhammadiyah berbeda dengan partai politik. Di khittah Denpasar juga ditegaskan kalau ada hal-hal yang genting, Muhammadiyah menjalankan peran sabagai interest groups, kelompok kepentingan, atau menyampaikan opini, atau mendesakkan sikap Muhammadiyah. Kami pertegas bahwa Muhammadiyah sesuai dengan khittah tidak dukung mendukung pasangan calon seperti halnya partai politik,” kata Ketua Umum DPP IMM Najih Prastiyo dalam keterangan pers pada Selasa (20/11/2018).

Menurut Najih di dalam khittah Muhammadiyah, tidak ada anjuran Muhammadiyah harus melakukan penyeragaman pilihan politik dalam perhelatan pilpres. Sebab, jika sampai fatwa dikeluarkan, dikhawatirkan Muhammadiyah akan terseret ke dalam pusaran politik praktis yang kontraproduktif bagi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah.

“Bila dukung-mendukung dilakukan lalu apa bedanya Muhammadiyah dengan tim sukses ataupun parpol pendukung calon presiden?,” sambungnya.

Lebih lanjut, Najih menegaskan, Muhammadiyah adalah rumah bersama bagi seluruh elemen bangsa.

“Oleh karena itu,  DPP IMM mendukung sikap ayahanda Ketua Umum PP Muhammadiyah (Haedar Nashir) yang menjaga netralitas Muhammadiyah dan tetap berada di tengah sebagai ummatan wasathon (tengahan), yaitu dengan tidak memberi dukungan kepada salah satu capres. Siapa  pun yang akan terpilih menjadi presiden, kami yakin Muhammadiyah tetap akan menjadi mitra kritis pemerintah,” pungkasnya.