Begini Cara Kurangi Risiko Covid-19 Dalam Kegiatan Keagamaan
Yang pertama ini pasti dan sudah wajib dilaksanakan yaitu melaksanakan protokol kesehatan.

MONITORDAY.COM - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, dr. Dewi Nur Aisyah membeberkan cara untuk meminimalisir risiko penularan COVID-19 dalam kegiatan keagamaan.
"Yang pertama ini pasti dan sudah wajib dilaksanakan yaitu melaksanakan protokol kesehatan," kata dr. Dewi saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (25/11).
Lebih lanjut, dr. Dewi mengimbau, rumah-rumah ibadah yang menggelar kegiatan keagamaan diharapkan untuk menyediakan fasilitas mencuci tangan, memberikan tanda jaga jarak dan juga mengedukasi pentingnya protokol kesehatan.
Selanjutnya, petugas di rumah ibadah tersebut juga harus memastikan bahwa setiap pengunjung yang datang untuk selalu memakai masker, saat sedang beribadah maupun ketika berada di lingkungan rumah ibadah tersebut.
"Jadi ini juga wajib dilakukan ketika kita sedang mau melaksanakan ibadah di rumah ibadah. Maskernya wajib dipakai dan tidak boleh dilepaskan. Dan bahan maskernya juga jangan sampai tidak sesuai atau tidak punya kemampuan filtrasi sama sekali. Minimal berbahan katun tiga lapis," ungkap dr. Dewi.
Kemudian, dr. Dewi menilai penyelenggara kegiatan ibadah untuk sering menentukan empat-tempat yang berpotensi menjadi media penularan, penyebab penyakit COVID-19, bahkan juga perlunya memastikan sirkulasi udara berjalan dengan baik.
"Kalau misalnya ada kegiatan seminar di gereja, itu pastikan punya waktu untuk bersih-bersih saat jeda sebelum masuk jeda kegiatan berikutnya," sambungnya.
Adapun, dr. Dewi mengungkapkan, bahwa cara berikutnya untuk meminimalisir risiko penularan merupakan dengan menjaga jarak, sedangkan di pintu kedatangan atau kepulangan dalam suatu kegiatan yang waktunya sudah ditentukan.
Pasalnya, risiko timbulnya kerumunan biasanya terjadi di pintu-pintu masuk dan keluar rumah ibadah yang waktu kegiatannya terbatas.
Selain itu, dr. Dewi mengimbau para jemaah atau jemaat untuk menyediakan waktu lebih banyak untuk datang lebih awal dan pulang lebih lambat untuk menghindari kerumunan di pintu masuk atau keluar.
Meski demikian, para jemaah juga diharuskan untuk membawa alat ibadah sendiri dari rumah guna meminimalisir penularan COVID-19 akibat pemakaian alat ibadah oleh banyak orang.
Sedangkan dengan memastikan kesehatan staf atau pengunjung yang datang ke rumah ibadah, maka risiko penularan dapat dicegah sejak awal.