Basis Data Penentuan Level PPKM

MONITORDAY.COM - Opsi ‘ harta atau nyawa’ dulu hanya bagian dari dialog dalam dongeng pengantar tidur yang diucapkan tokoh jahat yang biasanya dideskripsikan pria tinggi besar bertampang sangar. Kini pilihan sulit itu berubah menjadi ‘mencari hidup atau mencari mati’. PIlihan itu dihadapkan pada para pengambil kebijakan kala makhluk superkecil berjuluk virus korona menebar maut ke seluruh penjuru dunia.
Lonjakan penularan virus berbanding lurus dengan mobilitas manusia. Jika mobilitas manusia dibatasi dipastikan roda ekonomi melambat dan banyak orang kesulitan mencari penghidupan. Pembatasan mobilitas adalah pilihan pahit yang harus diambil ketika terjadi lonjakan penularan wabah. Tanpa upaya menekan mobilitas manusia layanan kesehatan akan kolaps dan kematian massal mengancam di depan mata.
Hingga hari ini kita berada pada PPKM level 4 (Insiden Sangat Tinggi). Level ini memiliki ukuran angka kasus konfirmasi positif Covid-19 lebih dari 150 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Kejadian rawat inap di rumah sakit lebih dari 30 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Untuk angka kematian akibat Covid-19 lebih dari lima orang per 100 ribu penduduk di daerah tersebut.
Sebagai ilustrasi untuk turun ke level 3 bagi Jakarta dengan jumlah penduduk 10,56 juta jiwa maka angka harian positip harus dibawah 2.263 orang, rawat inap harian 453 pasien, dan kematian harian 75 orang. Sedangkan per tanggal 25 Juli 2021 angka terakhir positip harian masih bertambah lebih dari 8 ribu orang atau empat kali lipat dari batas tersebut.
Cara penghitungan tersebut dapat menjadi acuan dalam menentukan kebijakan terkait PPKM di berbagai daerah. Selama ini level PPKM diterapkan berbasis kota atau kabupaten.
Jika bisa turun ke level 3 maka supermarket, pasar, dan toko sembako dapat beroperasi 100% dengan prokes ketat. Sementara resto dan kafe bisa buka dengan kapasitas 25% hingga pukul 17.00. Selebihnya hanya melayani pesan antar sampai pukul 20.00.
Sementara pada PPKM level 4 pada sektor non esensial 100% WFH, Mall masih tutup. Sektor esensial supermarket, rumah makan, toko kelontong, bisa buka untuk delivery dan take away beroperasi 50%. Layanan Pemerintahan atau layanan publik yang tidak dapat ditunda beroperasi 25%. Sektor kritikal 100% dapat beroperasi tanpa pengecualian. Transportasi umum dan konvensional beroperasi dengan kapasitas maksimal 70% dengan prokes ketat
Pada level 3 (Insiden Tinggi) bila angka kasus konfirmasi positif Covid-19 antara 50-100 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Kejadian rawat inap di rumah sakit 10-30 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Angka kematian akibat Covid-19 antara dua sampai lima orang per 100 ribu penduduk di daerah tersebut.
KIta berharap keadaan membaik menuju ke level 2 (Insiden Sedang) bahkan hingga level 1 (Insiden Rendah).