Bansos Tunai 2021 Lewat Pos dan Bank Ungkit Pertumbuhan Ekonomi

Di awal 2021 ekonomi diharapkan mulai membaik meski pandemi masih berlangsung dan vaksinasi belum dimulai. Masyarakat diminta tetap patuh pada protokol kesehatan untuk menekan laju penyebaran wabah. Upaya di bidang kesehatan dan pemulihan ekonomi bagai dua sisi dari mata uang yang sama.  

Bansos Tunai 2021 Lewat Pos dan Bank Ungkit Pertumbuhan Ekonomi
Presiden Joko Widodo/ net

MONDAYREVIEW.COM – Di awal 2021 ekonomi diharapkan mulai membaik meski pandemi masih berlangsung dan vaksinasi belum dimulai. Masyarakat diminta tetap patuh pada protokol kesehatan untuk menekan laju penyebaran wabah. Upaya di bidang kesehatan dan pemulihan ekonomi bagai dua sisi dari mata uang yang sama.  

Salh satu yang mendesak adalah penanganan penyaluran bantuan sosial. Evaluasi dari pelaksanaan sebelumnya menjadi pijakan untuk perbaikan baik bentuk maupun mekanisme distribusinya.

Pemerintah akan kembali menyalurkan bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat penerima manfaat di tahun 2021. Pada APBN tahun 2021, anggaran sebesar Rp110 triliun telah disiapkan oleh pemerintah untuk melanjutkan program perlindungan sosial. Dari sejumlah anggaran tersebut, Presiden memerinci, sebanyak Rp45,1 triliun disiapkan untuk program kartu sembako yang akan disalurkan kepada 18,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM), masing-masing Rp200 ribu per bulan. Demikian menurut situs resmi kepresidenan.

Kemudian untuk Program Keluarga Harapan (PKH), pemerintah menyiapkan Rp28,7 triliun untuk 10 juta KPM selama 4 triwulan. Selanjutnya, untuk bansos tunai pemerintah menyiapkan Rp12 triliun bagi 10 juta KPM, masing-masing Rp300 ribu selama 4 bulan.

Kemudian program kartu prakerja Rp10 triliun, bantuan langsung tunai (BLT) Dana Desa Rp14,4 triliun. Kemudian ditambah dengan diskon listrik selama 6 bulan ini Rp3,78 triliun.

Presiden pun menekankan agar bansos tersebut segera disalurkan di bulan Januari. Dengan demikian, bansos diharapkan akan menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi. Presiden juga menginstruksikan agar bansos yang sebelumnya diberikan dalam bentuk sembako, terutama di Jabodetabek, selanjutnya diberikan dalam bentuk tunai melalui pos atau bank.

Bulan Januari harus sudah bisa dimulai karena ini menyangkut daya ungkit ekonomi, menyangkut daya beli masyarakat, konsumsi rumah tangga, yang kita ingin ini bisa menggerakkan demand atau permintaan

Berikutnya, Kepala Negara meminta agar jajarannya memastikan bahwa bansos disalurkan dengan tepat sasaran. Jika diperlukan perbaikan data, pemerintah daerah harus dilibatkan. Libatkan daerah dalam melakukan perbaikan-perbaikan data.

Terakhir, Presiden menegaskan agar jangan sampai ada potongan-potongan dalam bentuk apapun. Untuk itu, Presiden meminta agar bansos dikirimkan langsung ke akun rekening penerima manfaat. Proses digitalisasi data bansos yang diintegrasikan dengan banking system, pihaknya kira itu yang kita inginkan.

Dalam konferensi pers setelah rapat terbatas, Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa pemberian bantuan akan dimulai secara serempak pada awal Januari 2021.

Kita harapkan keluarga penerima manfaat pada awal Januari (2021) dapat menerima, baik dari PT Pos maupun bank-bank Himbara dan pihaknya minta seluruh bank Himbara kalau dana sudah masuk rekening harus diminta segera diambil. Tidak boleh ditahan karena ini untuk memperkuat mempercepat daya beli konsumsi rumah tangga untuk mencegah dampak Covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi.

Sementara itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan bahwa untuk bantuan sembako akan ada mekanisme yang diperbaharui sehingga pemerintah tidak hanya memberikan bantuan, tapi ada pelaporan untuk penerima bantuan.

Sehingga Risma harapkan tidak ada lagi yang berusaha memotong karena laporan-laporan itu akan masuk di pihaknya, di dalam proses setiap penerimaan bantuan kepada para penerima bantuan. Jadi akan ada mekanisme laporan yang lebih detail sehingga kita berharap sekali lagi tidak ada pemotongan atau penyelewengan bantuan itu.