Bamusi Kutuk Keras Kezaliman Militer Myanmar terhadap Etnis Rohingya

Cabut Nobel perdamaian Aung San Suu Kyi, jika tidak mampu mewujudkan perdamaian di Myanmar.

Bamusi Kutuk Keras Kezaliman Militer Myanmar terhadap Etnis Rohingya
Istimewa

MONDAYREVIIEW.COM – Pimpinan Pusat Baitul Muslimin (Bamusi) mengutuk keras kezaliman militer Myanmar terhadap kaum  Muslimin Rohingya. Penembakan secara brutal tanpa belas kasihan terhadap wargaya sendiri, sehingga memaksa mereka melakukan eksodus secara besar-besaran melintasi perbatasan Banglades, merupakan tindakan biadab yang tidak boleh diterorir oleh masyarakat Internasional.

“Hal tersebut sangat bertentangan dengan norma semua agama, telah melukai perasaan umat Islam dunia termasuk Indonesia,” Kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Bamusi, Hamka Haq  dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Kamis (31/8).

Hamka mengatakan apa yang telah dilakukan militer Myanmar merupakan tindakan yang sangat biadab dan merupakan kejahatan kemanusiaan. Maka itu, ia mendesak kepada dunia internasional untuk memberikan sanksi yang berat terhadap Myanmar.

“PP Bamusi mendesak kepada Badan Dunia PBB dan khususnya Pemerintah  Republik Indonesia untuk selalu membela hak-hak Muslim Rohingya sebagai warga negara yang sah bagi Myanmar, memberi bantuan dan senantiasa pro-akif dalam menciptakan perdamaian lintas agama di Myanmar,” jelasnya.

Selain itu, PP Bamusi juga menghimbau kepada lembaga-lembaga internasional, antara lain PBB, ASEAN, OKI dan lainnya untuk memberikan tekanan politik yang memaksa rezim yang berkuasa di Myanmar agar menghormati dan menjujung tinggi hak-hak asasi muslim Rohingya agar mereka dapat melangsungkan hidupnya secara layak dan normal di negaranya sendiri, Myanmar.

Sementara itu Sekretaris Umum PP Bamusi, Nasyirul Falah Amru mendesak kepada Badan Dunia PBB  dan lembaga yang berwenang untuk mencabut Nobel perdamaian Aung San Suu Kyi, jika tidak mampu mewujudkan secara kongrit perdamaian  lintas agama di negaranya, dan tetap membiarkan kezaliman militernya terhadap Muslim Rohingya.

Selain itu, Ia juga mendesak PBB dan Mahkamah Internasional untuk membentuk tim penacari fakta yang independen untuk mengusut kezaliman  militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya.

“Kami juga menghimbau negara-negara ASEAN untuk mendesak Mymanmar memberi perlindungan bagi warganya tanpa diskriminasi,” Katanya.