Balasan Akhirat Untuk Mafia Tanah

MONITORDAY.COM - Baru-baru ini publik dihebohkan dengan kasus mafia tanah yang menimpa artis Nirina Zubir. Nirina menjadi korban perampasan tanah oleh Asisten Rumah Tangga yang berkomplot dengan oknum notaris. Miliaran rupiah kerugian yang diderita oleh aktris tersebut.
Beruntung aparat hukum dengan sigap memproses laporan NZ. ART yang jadi tersangka sudah tertangkap beserta oknum notaris. Proses hukum masih berjalan guna menentukan hukuman yang akan diterima.
Dalam skala yang lebih besar, kasus mafia tanah juga terjadi dalam persoalan penguasaan lahan. Banyak tanah-tanah adat yang harus diserahkan kepada perusahaan untuk pemerintah. Sementara masyarakat adat semakin tersingkir dari lahannya sendiri.
Dalam skala yang lebih luas yang bermain bukan lagi mafia tanah, namun mafia agraria. Yang memback up tidak hanya aparat tingkat rendah, namun sudah melibatkan pejabat tinggi. Para pelaku sudah menyingkirkan rasa kemanusiaannya demi kepentingan perut semata.
Merampas tanah yang bukan haknya bukanlah dosa sepele dalam ajaran Islam.
Aisyah ra menuturkan, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengambil sejengkal tanah secara dzolim, maka kelak akan dikalungkan kepadanya tujuh lapis tanah". (HR Bukhari dan Muslim)
Ada ancaman yang sangat besar bagi perampas tanah. Yakni di hari kiamat, dirinya akan dikalungkan tujuh lapis tanah. Artinya dalam Islam hukuman bagi mafia tanah sangat berat dan dosanya sangat besar.
Dalam perilaku merampas tanah terdapat kezaliman yang sangat besar. Kita bayangkan harga tanah yang tidak murah. Tiba-tiba busa beralih kepemilikan dengan cara tidak halal. Sang korban pasti menderita kerugian besar. Itulah kenapa dosa mafia tanah sangat besar.
Oleh karena itu hendaknya kita menjauhi dan mencegah adanya mafia tanah. Pihak penegak hukum mempunyai peran yang besar dalam menindak mafia tanah dan memberikan efek jera kepada mereka. Jika pengadilan dunia kurang memberikan keadilan, maka pengadilan akhirat masih menunggu.
Dalam pengadilan dunia hakim maupun jaksa masih bisa disuap. Sementara di pengadilan Ilahi mulut pun tak bisa berbicara. Melainkan anggota tubuh berbicara. Mafia tanah boleh jadi terhindar dari hukum dunia. Namun tak bisa terhindar dari ancaman Siksa neraka.