Bahlil: HMI Mau Maju! Kuatkan Ekonomi Dulu Baru Politik

MONITORDAY.COM - Menteri Investasi dan Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan menjadi kader HMI adalah sebuah kebanggan, apalagi bisa ikut berkontirbusi untuk bangsa dan negara.
Jika ada kader yang menghendaki maju berkompetisi di ranah apapaun (DPR atau Ketua Organisasi manapun) mesti perkuat ekonominya karena kapasitas tanpa isitas atau logistik mustahil bisa memenangkan kancah tersebut.
" Kader HMI yang mau maju kontestasi politik atau apapaun, sebaiknya diperkuat dulu ekonominya. Itulah investasi real," ucap Bahlil di Dies Natalis HMI ke-75 dengan tajuk "Arah Baru HMI, Berdaya Bersama Menuju Indonesia Emas 2045" di Puri Begawan Bogor, Jawa Barat, Jum'at (18/2/2022).
Tokoh Senior HMI ini menilai anak muda adalah aset penting bagi kemajuan bangsa Indonesia. Untuk itu, peran mereka dalam politik harus terus ditingkatkan.
Sebab, anak muda punya ekspetasi tinggi terhadap perubahan. Kendati demikian, transformasi kesadaran politik tidak hanya berbasis dari aktivisme politik belaka.
Bagaimanapun logistik juga tak terlepas dari investasi.
Berbicara soal Investasi, Bahlil mengaku bahwa perintah Presiden kepada dirinya soal pemerataan investasi menjadi fokus utama.
Investasi adalah pintu masuk dari pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan ekonomi sesuai dengan visi Presiden Jokowi di periode kedua. Untuk itu berbagai kebijakan sudah diarahkan untuk menopang kelancaran investasi seperti UU cipta kerja.
Presiden, kata Bahlil juga menginginkan terjadi pemerataan ekonomi lewat investasi. Di samping itu pengusaha UMKM juga tidak boleh diabaikan dalam peningkatan investasi.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2021 tercatat cukup tinggi sebesar 7,07% dengan capaian realisasi investasi Rp 223,0 triliun. Namun, realisasi investasi pada triwulan III mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan II tahun 2021 sebesar 2,8%.
Di sisi lain, kebijakan PPKM telah berhasil menekan penyebaran Covid-19 sampai dengan triwulan III tahun 2021 sehingga iklim investasi kembali optimis dan diharapkan pertumbuhan ekonomi di triwulan III tetap positif.
Dengan adanya kasus peningkatan positivity rate Covid-19 pada bulan Juli sampai pertengahan Agustus, memaksa Pemerintah melakukan pembatasan kegiatan ekonomi khususnya di Pulau Jawa, mengakibatkan perlambatan kegiatan investasi.
Namun, setelah penanganan yang baik oleh Pemerintah, dengan statistik penurunan kasus positif Covid-19 pada pertengahan Agustus, pergerakan ekonomi riil terus membaik, sehingga para pelaku usaha dapat melakukan percepatan konstruksi atau pembangunan proyeknya,” jelas Bahlil.
Realisasi investasi triwulan III tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 3,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 (Rp 209,0 triliun). Capaian realisasi investasi pada periode Januari – September ini menyumbang 73,3% terhadap target tahun 2021 sesuai dengan arahan Presiden sebesar Rp 900,0 triliun.
Dari realisasi investasi tersebut dapat menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 912.402 orang. Apabila dilihat capaian triwulan III dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami perlambatan sebesar 2,7% dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami peningkatan sebesar 10,3%.
Capaian PMA di triwulan III mengalami perlambatan sebesar 11,6% jika dibandingkan dengan capaian triwulan II tahun 2021.
Berdasarkan capaian realisasi investasi tersebut, terlihat kontribusi yang cukup signifikan dari PMDN sebesar Rp 113,5 triliun atau 52,4% dari total capaian realisasi investasi dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 133.972 orang.
Sektor penyumbang terbesar berasal dari perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 20,6 triliun (18,2%); sedangkan untuk lokasi proyek, realisasi investasi terbesar berada di Jawa Barat Rp 17,1 triliun (15,1%).
Bahlil memastikan bahwa model investasi yang tadinya diekseskusi di Jakarta, kini sudah berubah signifikan, dimana 52% investasi di luar pulau jawa. Sejak 2020, Ia mencanangkan agar investasi yang masuk ke daerah itu bisa berkolaborasi dengan para pengusaha daerah agar menciptakan perputaran ekonomi yang ideal.
"Jangan kolaborasi dengan pengusaha daerah yang ada di Jakarta karena sudah cukup orang daerah ini hanya dijadikan sebagai objek mereka harus berada untuk menjadi tuan di negerinya sendiri dengan memanfaatkan seluruh sumber daya alam dan potensi ekonomi di daerah itu," ucap Bahlil.
Bahlil mengajak para pejabat daerah untuk meningkatkan capaian investasi agar bisa menciptakan pemerataan ekonomi secara menyeluruh.
"Saya ingin pembangunan Indonesia tidak hanya fokus pada satu pulau tapi seluruh NKRI dari Aceh hingga Papua, ini adalah amanah konstitusi," pungkas Bahlil.