IHSG dan Rupiah Menguat di Saat Ekonomi AS juga Membaik
Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia dan Nilai Tukar Rupiah menjadi dua indikator utama dalam mencermati perekonomian nasional. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Rabu, dibuka menguat 22,13 poin atau 0,34 persen ke posisi 6.503,58.

MONITORDAY.COM- Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia dan Nilai Tukar Rupiah menjadi dua indikator utama dalam mencermati perekonomian nasional. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Rabu, dibuka menguat 22,13 poin atau 0,34 persen ke posisi 6.503,58.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 5,43 poin atau 0,53 persen menjadi 1.029,48. Menguatnya IHSG di lantai bursa pada Rabu (6/2/2019) ini memberi angin segar bagi perekonomian Indonesia.
Demikian juga dengan menguatnya nilai tukar Rupiah menguat 12 basis poin menyentuh sedikit di bawah Rp 14.000 per US Dollar. Bagi banyak kalangan seperti importir atau pengutang dalam bentuk US Dollar hal ini tentu menguntungkan. Penguatan ini cukup unik karena pada saat yang sama US Dollar juga sedang menguat di kala pasar menunggu pidato kenegaraan Presiden Donald Trump.
Sentimen positip ini didorong oleh para pelaku pasar disemangati hasil positif perusahaan-perusahaan di tengah musim pelaporan laba yang sedang berlangsung. Pada pagi ini (Selasa waktu AS) saham-saham Bursa Wall Street menguat pada penutupan perdagangan.
Disamping sektor perdagangan retail dan real estate yang cenderung membaik juga ada beberapa saham yang cukup signifikan menguat yakni Boeing, Alphabet dan Walt Disney. Tiga digit poin Dow Jones dipicu oleh reli saham Boeing. Saham produsen pesawat terbang itu menguat 3,32 persen menjadi 410,18 dolar AS per saham pada penutupan perdagangan.
Saham Alphabet, induk perusahaan Google, ditutup 1,16 persen lebih tinggi. Kenaikan ini menjadi rebound dari situasi sebelumnya yang tidak menguntungkan. Laba yang lebih baik dari perkiraan menjadi penentu menguatnya saham raksasa teknologi AS ini. Alphabet juga mengumumkan kenaikan biaya-biaya dan turunnya harga iklan-iklan mereka.
Raksasa perusahaan hiburan Walt Disney melaporkan laba dan pendapatan keduanya melampaui estimasi. Ini menyebabkan pelaku pasar kembali memburu saham perusahaan ini. Hasilnya cukup menggembirakan ketika sahamnya naik sekitar 2,00 persen dalam afterhours trading (pembelian dan penjualan sekuritas yang diselesaikan di luar jam perdagangan reguler).