Bahas Audit CSR, Kajian Ilmiah Akademisi UMC Memukau Peserta Kuliah Pakar

Bahas Audit CSR, Kajian Ilmiah Akademisi UMC Memukau Peserta Kuliah Pakar
Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Dr. Endah Nurwaeny Kardiaty S.E., M.Si (Foto: Monitorday)

MONITORDAY.COM -  Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Cirebon (FE-UMC), Dr. Endah Nurwaeny Kardiaty mengatakan audit tidak hanya mencakup pengumpulan informasi tentang keuangan perusahaan. Tapi juga ada tahapan penting yang mesti diketahui. 

"Audit sendiri dapat diartikan sebagai evaluasi atau pemeriksaan pada suatu organisasi," kata Akademisi UMC yang akrab disapa Endah saat menjadi pembicara Kuliah Pakar Dalam Negeri Universitas Sebeles Maret (UNS) bertema Peran PKBL (CSR) BUMN Terhadap Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Pengembangan UMKM yang juga dipanelkan dengan sejumlah Pakar lainnya via virtual zoom, Rabu (9/6/2021).

Proses tersebut, kata Endah,  akan dilakukan oleh pihak yang berkompeten, obyektif serta tidak memihak dan biasa di kenal dengan sebutan Auditor.

Tugas Auditor sendiri melakukan proses sistematik untuk memperoleh bukti-bukti yang menjadi dasar pernyataan yang disajikan oleh badan usaha tersebut dalam laporan keuangannya, dan mengevaluasinya secara obyektif, tidak memihak, baik kepada pemberi kerja ( manajemen ) maupun kepada pihak ke tiga ( pemakai hasil audit )

Lantas standar apa yang dipakai oleh Auditor dalam menjalankan tugasnya terhdap CSR?

Regulasinya merujuk ke peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislative , anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen, prinsip Akuntansi Berterima Umum dan dalam CSR sendiri diatur dalam 2 aturan yaitu: UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PP No. 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial.

Alumnus UNS ini selanjutnya menjelaskan poin penting dalam standar pelaporan;

  1. Laporan Auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum.
  2. Laporan auditor harus menunjukkan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
  3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai.
  4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan

Sambung Endah, ada 5 tipe pokok laporan audit;

  1. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian.
  2. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan
    Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian
  3. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar
  4. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat

Lantas bagaimana menampilkan bukti audit CSR? Segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan CSR yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya.

Kemudian, Akademisi kelahiran Jogja ini menyebutkan juga ukuran pelaporan, cukup tidaknya bukti Audit CSR? ada elemen penting, yakni materialitas dan resiko, faktor ekonomi, ukuran serta karakteristik populasi.

Bagaimana prosedur Audit CSR yang dipakai Auditor untuk memperoleh bukti audit. Tahapannya melalui; Inspeksi, pengamatan, permintaan Keterangan, konfirmasi, penelusuran, pemeriksaan Bukti Pendukung, penghitungan, scanning, pelaksanaan ulang dan tehnik Audit berbantuan komputer.

Auditor seyogyanya memperhatikan keputusannya yang berkaitan dengan bukti  audit. Misalnya, penentuan prosedur audit yang akan digunakan, penentuan besarnya sampel untuk prosedur audit tertentu, Penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi dan enentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit tersebut.

Perlakuan Akuntansi dan pelaporan biaya CSR menurut standar akuntansi, seperti biaya CSR yang memiliki manfaat ekonomik yang cukup pasti dimasa datang, maka CSR diperlakukan sebagai pengeluaran investasi ( asset ) dan harus di amortisasi selama taksiran umur manfaat ekonomis. Biaya ini dilaporkan di Neraca sebagai Investasi CSR.

Lebih lanjut, Biaya CSR yang tidak memiliki masa manfaat ekonomik yang cukup pasti di masa datang, maka CSR diperlakukan sebagai beban atau kerugian. Serta Biaya CSR juga di laporkan di laba rugi pada kelompok Biaya operasional atau biaya kontijensi

Ada 2 perspective dari dampak Audit CSR bagi perusahaan, baik secara negative maupun positif.

Negative, Perusahaan menanggung potential cost. Contohnya naiknya biaya penyajian pelaporan keuangan, menurunnya laba bersih, meningkatnya resiko pasar dan litigasi, gaji dan deviden lebih rendah.

Positive, Perusahaan menikmati Potential cost. Contoh nilai asset, ekuitas dan laba yang disajikan lebih akurat, relasi public dan reputasi meningkat, harga saham dan pangsa pasar meningkat, etos kerja karyawan meningkat.

Di akhir paparannya, Endah juga mengungkapkan sejumlah kasus penyimpangan dana CSR.

PT. Garuda
Kementrian BUMN menemukan dugaan penyalah gunaan dana kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) sebesar 50 juta rupiah dana tersebut untuk pemilihan umum 2019 ikagi

PT. Antam
Dana CSR digunakan untuk pembangunan bandara sangia Nibandera

PT. Vale Indonesia Di Sulteng
Dana CSR digunakan untuk proyek pengadaan ktp, pembangunan pasar sentral, pembangunan pasar kota raya, pengadaan mobil dan sebagainya.

" Semoga paparan ini bisa memberikan asupan informasi penting seputar Audit CSR sekaligus bisa memperluas khazanah pengetahuan dan ikut membantu perusahaan menelaah kajian ini secara akademis dan konstruktif," harap Endah yang dikenal bersahaja.