Bagaimanakah Masa Depan Penulis? Ini Kata Novel ‘Gone Girl’
Di seantero negeri, majalah-majalah mulai pelan-pelan tutup, menyerah pada infeksi tiba-tiba yang dibawa masuk perekonomian yang gagal.

MONDAYREVIEW.COM – Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengikis sejumlah pekerjaan. Revolusi Industri contohnya di masa lampau, ketika penggunaan mesin-mesin industri dapat menimbulkan efisiensi, sementara di sisi lainnya pengangguran tenaga kerja manusia terjadi.
Kemajuan teknologi juga diperkirakan akan mengikis pekerjaan manusia di masa mendatang. Mulai dari digantikan robot, mesin, ataupun menggunakan pendekatan teknologi yang memungkinkan tidak diperlukannya tenaga kerja manusia dalam jumlah yang banyak.
Apakah Anda pernah menonton film Gone Girl? Film yang dibintangi Ben Affleck (memerankan Nick Dunne) dan Rosamund Pike (memerankan Amy Dunne) tersebut diangkat dari novel berjudul Gone Girl karya Gillian Flynn. Dalam salah satu bagian novelnya terdapat penjelasan profesi yang menggelitik dan menimbulkan tanya apakah masa depan profesi penulis semuram itu? Seperti diketahui tokoh utama dari novel dan film Gone Girl yakni Nick Dunne pernah mengecap profesi penulis.
Berikut nukilan novelnya yang menarik untuk direnungkan:
Jangan salahkan aku untuk keluhan yang satu ini, Amy. Keluhan Missouri. Salahkan perekonomian, salahkan nasib buruk, salahkan orangtuaku, salahkan orangtuamu, salahkan Internet, salahkan orang-orang yang menggunakan Internet. Aku dulu bekerja sebagai penulis. Aku penulis yang menulis soal TV dan film dan buku. Dulu ketika orang-orang membaca peristiwa di koran, dulu ketika ada orang yang peduli akan pikiranku. Aku tiba di New York pada akhir 90-an, tarikan napas terakhir masa-masa cemerlang, walaupun tidak ada yang tahu pada saat itu. New York penuh dengan penulis, penulis sungguhan, karena ada majalah, majalah sungguhan, begitu banyak. Ini pada masa ketika Internet masih menjadi hewan peliharaan eksotis yang disimpan di pojokan dunia penerbitan—lemparkan sedikit makanan kepadanya, tonton dia menari di sepanjang tali kekangnya, oh cukup imut, ini jelas tidak akan membunuh kita di malam hari. Coba pikirkan: masa ketika anak-anak yang baru lulus kuliah bisa datang ke New York dan dibayar untuk menulis. Kami sama sekali tidak paham bahwa kami sedang memulai karier yang akan menghilang dalam kurun satu dekade.
Aku punya pekerjaan selama sebelas tahun, kemudian aku tidak punya lagi, secepat itu. Di seantero negeri, majalah-majalah mulai pelan-pelan tutup, menyerah pada infeksi tiba-tiba yang dibawa masuk perekonomian yang gagal. Para penulis (penulis sepertiku: penulis novel bercita-cita tinggi, para pemikir yang gemar merenung, orang-orang dengan otak yang tidak bekerja cukup cepat untuk menulis blog atau membuat link atau tweet, pada dasarnya pembual tua yang keras kepala) sudah tamat. Kami seperti para pembuat topi perempuan atau pembuat pecut kuda: Masa kami sudah berakhir.