Azyumardi Azra: Perlu Pendalaman Kualitas Demokrasi untuk Wujudkan Wasathiyah Islam

Cendekiawan muslim Azyumardi Azra memberikan pidato dalam dalam acara dies natalis Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, yang digelar Senin (18/5). Dalam kesempatan itu, Ia mengungkapkan beberapa hal terkait strategi untuk membangun membangun moderasi beragama masyarakat Indonesia.

Azyumardi Azra: Perlu Pendalaman Kualitas Demokrasi untuk Wujudkan Wasathiyah Islam

MONITORDAY.COM – Cendekiawan muslim Azyumardi Azra memberikan pidato dalam dalam acara dies natalis Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, yang digelar Senin (17/6). Dalam kesempatan itu, Ia mengungkapkan beberapa hal terkait strategi untuk membangun Islam Wasathiyah atau moderasi beragama masyarakat Indonesia. 

Azra mengatakan, salah satu langkah yang harus dilakukan yaitu perlunya pendalaman kualitas demokrasi. Ia menilai, Islam di Indonesia tidak mempunyai masalah dalam kaitannya dengan demokrasi.

“Muslim Indonesia tidak memiliki masalah dengan demokrasi. Memperkuat dan memberdayakan elemen demokratis dari dalam kalangan muslim Indonesia yang mainstream untuk menangkal radikalisme,” tutur Azra, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/6). 

“Mainstreaming organisasi dan institusi Islam yang memiliki komitmen kuat dan ideal, membangun peradaban Islam, demokrasi, pluralitas, toleransi, hidup berdampingan secara damai dan menghormati HAM,” lanjut dia. 

Menurut Azra, hal lain yang menjadi strategi dasar dalam membangun moderasi beragama yaitu memperkuat dan merevitalisasi 'Negara Pancasila'. Ia mengatakan, Hal tersebut harus menjadi platform ideologi bersama atau kalimatun sawa seluruh masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Muslim.

Kemudian, Azra juga menyoroti pentingnya memberdayaan organisasi muslim mainstream. Menurut dia, Muhammadiyah, NU, dan organisasi Islam moderat lain dapat memainkan peran penting sebagai mediator dan jembatan antara masyarakat dan negara.

“Memainkan peran untuk memperdalam demokrasi, menyebarluaskan gagasan dan praktek demokrasi. Mendorong untuk pro aktif melawan radikalisme. Melakukan suatu metode/ijtihad untuk reinterpretasi dan reformulasi tentang konsep jihad dan isu terkait lain. Memproteksi organisasi dari inflitran kelompok-kelompok intoleran,” urainya.

Selain itu, Guru Besar UIN Jakarta ini menekankan pentingnya penguatan peran kaum perempuan. Menurutnya, perempuan muslim Indonesia mendapatkan kebebasan yang relative besar dibandingkan perempuan muslim di wilayah lain. 

Ia mengatakan, perempuan muslim perlu didorong agar memainkan peran penting di ruang publik. Karenanya diperlukan suatu pemikiran untuk mereinterpretasi dan mereformulasi posisi perempuan muslim di tengah masyarakat secara luas, termasuk kebijakan afirmatif pemerintah yang perlu diadopsi.

Lebih lanjut Azra juga mengatakan, bahwa diperlukan juga adanya reformasi dan modernisasi pendidikan Islam. Yaitu dengan mengkombinasi antara ilmu agama islam dan ilmu umum/ilmu sekuler. “Reformasi dan modernisasi yang sistemik dan komprehensif harus dilakukan,” tuturnya.

Terakhir, Azra juga menekankan agar diwujudkannya penegakan hukum yang tegas. Menurut dia, kata kunci yang penting untuk mengatasi kemunculan radikalisme dan intoleransi adalah memulihkan otoritas pemerintah dan memperkuat institusi penegak hukum.