Asosiasi Guru Agama di Semarang Deklarasi Dukung Jokowi-Ma'ruf

Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kota Semarang dan siswa-siswi Rohani Islam (Rohis) SMA-SMK se-Kota Semarang menggelar deklarasi mendukung pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.

Asosiasi Guru Agama di Semarang Deklarasi Dukung Jokowi-Ma'ruf
Paslon nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin/istimewa

MONITORDAY.COM - Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kota Semarang dan siswa-siswi Rohani Islam (Rohis) SMA-SMK se-Kota Semarang menggelar deklarasi mendukung pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.

Acara yang dihadiri oleh ribuan orang ini, digelar di Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang, Minggu (17/3). 

Perwakilan AGPAII dan Dina Al Hida, M. Rofi'i, sebagai perwakilan Rohis SMA Kota Semarang memimpin pembacaan deklarasi yang diikuti oleh seluruh peserta yang hadir. 

"Kami DPD Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Kota Semarang dan Rohis SMA-SMK Kota Semarang, mendukung penuh kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. H. Joko Widodo," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Selain deklarasi dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf, acara ini juga menyatakan untuk menolak paham Khilafah di negara Indonesia. "menolak sistem negara khilafah di Negara Kesatuan Republik Indonesia. NKRI Harga Mati," ucap M. Rofii, diikuti dengan serentak oleh para peserta. 

Deklarasi tersebut mendapatkan dukungan dari Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Hendi, sapaan akrabnya, yang hadir dalam kesempatan tersebut pun mengapresiasi sikap guru pendidikan agama Islam berserta murid Rohis dari seluruh Kota Semarang itu. 

"Alhamdulillah, tadi seluruh guru pendidikan agama Islam dan Rohis se-Kota Semarang menyampaikan menolak Indonesia dijadikan negara khilafah. Ya inilah NKRI. Kita sudah memutuskan dari zaman kemerdekaan kalau dasar negara kita Pancasila," ujar Hendi.

Di sisi lain, kepada para guru agama Islam dan pelajar Rohis di Kota Semarang, Hendi meminta untuk bergerak bersama memerangi hoax yang beredar di masyarakat dan dapat berpotensi memecah belah bangsa, terlebih menjelang pemilu yang akan jatuh pada 17 April 2019 mendatang.