Ara Buka Pameran Tunggal Triyadi Guntur Wiratmo

Pameran tunggal yang bertajuk “Between The Line” tersebut  ingin mengkritisi pemahaman sejarah yang tunggal di masyarakat selama ini.

Ara Buka Pameran Tunggal Triyadi Guntur Wiratmo
Maruarar Sirait Politikus PDI Perjuaangan saat melihat hasil karya lukisan Triyadi Guntur Wiratmo di Galeri Nasional Indonesia.

MONDAYREVIEW.COM - Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirat membuka pameran tunggal karya Triyadi Guntur Wiratmo di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin malam  (10/4). Pameran tunggal yang bertajuk “Between The Line” tersebut  ingin mengkritisi pemahaman sejarah yang tunggal di masyarakat selama ini.

Pada sambutannya Maruarar menuturkan bahwa sejarah itu sangat penting, khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pasalnya dengan sejarah kita akan mengetahui bagaimana para pejuang bangsa ini berjuang merebut kemerdekaan. Dan dengan sejarah pula kita akan memperbaiki serta memiliki visi ke depan untuk bangsa.

Tokoh muda nasional ini mengkritisi pengetahuan sejarah di Indonesia selama ini hanya disampaikan secara tunggal berdasarkan kehendak penguasa. Sehingga pemahaman sejarah hanya untuk kepentingan penguasa itu sendiri.

“Pengetahuan dan pemahaman sejarah bangsa ini tunggal. Sehingga kita sebagai anak bangsa harus terus menggali sejarah yang sebenarnya. Karena sejarah memiliki sudut pandang yang beragam,” katanya. 

Lebih lanjut dia mengingatkan semua pihak agar tidak menggunakan kekuasaan untuk mengubah sejarah. Pasalnya suatu saat nanti akan dikoreksi. Apabila ini terjadi maka dia dan keluarga/ kelompoknya lah yang akan dirugikan.

“Hati-hati dengan otoritas. Suatu saat nanti pasti akan ada yang mengoreksi,” tegasnya.

Maruarar mengapresi hasil karya lukis Triyadi Guntur Wiratmo. Dia pun berharap karya-karyanya mampu menyampaikan sejarah yang benar melalui lukisan. “Karya lukisan ini berdasarkan riset dan data. Semoga lukisan ini dapat menyampaikan sejarah dengan benar,” harapnya.

Ara pun mengajak semua pihak, termasuk pemerintah untuk mendukung perupa-perupa muda yang memiliki potensi. Sehingga karya-karya anak bangsa ini bisa terus mengalir dan akan memperkaya khasana seni di Indonesia. “Mari kita bergotong royong. Terimakasih kepada Galeri Nasional Indonesia  yang telah memberikan tempat kepada seniman muda kita ini,” demikian Ara.     

Setelah membuka pameran tunggal tersebut, Ara didampingi Triyadi Guntur Wiratmo untuk melihat-lihat karyanya. Setiap lukisan yang dia lihat, politikus muda PDI P ini membuka ruang diskusi. Misalnya tentang lukisan Kartini.

Triyadi menjelakan bahwa lukisan Kartini tersebut menggambarkan tentang  Kesadaran adalah matahari. Kemerdekaan bangsa ini dapat diraih karena adanya kesadaran untuk merdeka. Ketika melihat lukisan Bung Karno yang melintas memandang perusahaan-perusahaan multi nasional. Baginya sosok Bung Karno adalah sosok yang melawan keras kapitalisme dan melawan adanya pengerukan sumber daya alam Idnonesia, yang dia gambarkan dalam bentuk freeport di Papua.

Lukisan Triyadi juga mengangkat tema sejarah Internasional. Misalnya Hitler dan tokoh-tokoh lainnya yang memiliki peran penting dalam sejarah peradaban dunia. 

Perlu diketahui pameran tunggal ini merupakan kerjasama antara Galeri Nasional Indonesia dan Rachel Gallery dengan kurator Rizki A Zaelani. Pameran tunggal ini akan digelar pada tanggal 11-23 April 2017  di Galeri Nasional Indonesia di jalan Merdeka Timur no. 14 Jakarta Pusat.