Anies Imbau Rumah Sakit Dirikan Tenda Darurat untuk Perawatan Pasien Covid-19

MONITORDAY.COM - Seluruh Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah diimbau mendirikan tenda darurat untuk perawatan pasien Covid-19.
Demikian disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Jumat (25/6/2021).
Hal itu untuk mengantisipasi seperti yang terjadi di RSUD Kramat Jati, kata Anies, tenda darurat harus didirikan agar pasien Covid-19 yang terus berdatangan bisa tetap mendapatkan perawatan.
"RSUD (Kramat Jati) ini sudah penuh, bahkan lobinya itu sekarang sudah jadi tempat rawat inap. Sekarang sudah tidak cukup tempatnya, tapi pasien masih berdatangan. Maka kita siapkan tenda seperti ini di tiap RSUD milik DKI Jakarta untuk menampung mereka yang membutuhkan," kata Anies.
Untuk permintaan pembangunan tenda darurat juga ditujukan kepada seluruh rumah sakit yang berada di DKI Jakarta melalui Surat Dinas Kesehatan Nomor 6745/-1/773 yang ditujukan kepada Kepala Rumah Sakit se-DKI Jakarta.
Dalam hubungan ini, setiap rumah sakit di Jakarta diminta mendirikan tenda darurat dengan kapasitas besar sebagai area rumah sakit darurat yang berfungsi sebagai ruang perawatan Covid-19 atau IGD Covid-19.
Berdasarkan data per 23 Juni, total tempat tidur yang disiapkan pada 140 RS yang merawat Covid-19 di Jakarta sebanyak 9.852 tempat tidur isolasi yang saat ini terisi 90 persen atau 8.874 pasien, selanjutnya 1.218 tempat tidur ICU yang kini terisi 86 persen atau 1.048 pasien.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga terus-menerus mengingatkan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan untuk menekan laju penularan Covid-19 di Ibu Kota.
"Jadi pesan saya pada semuanya, mari kita sama-sama jaga karena penularan Covid-19 itu tidak hanya terjadi di ruang publik, tapi terjadi di ruang-ruang privat," ucap Anies.
Ia menegaskan bahwa masyarakat jangan menyepelekan protokol kesehatan di saat meeting, di saat makan, dan di saat kumpul bersama keluarga.
"Potensi penularannya banyak dari ruang-ruang privat, karena tidak mungkin diawasi oleh tim satgas maupun pemerintah," sebut Anies.