Tulis Surat, Anas Bantah Tuduhan 'Skenario Sukamiskin'
Anas menegaskan tidak ada pertemuan di Sukamiskin yang dihadiri olehnya, Firman Wijaya, Mirwan Amir, dan Saan Mustofa.

MONITORDAY.COM - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melaporkan pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya ke Bareskrim Polri. Dia berdalih Firman telah mencemarkan nama baiknya. Sebab, beredar kabar yang menyebutkan Firman ikut merancang isu yang menyudutkan SBY. beredar melalui pesan berantai, Isu itu disebut-sebut dirancang di Lapas Sukamiskin bersama Anas Urbaningrum, Mirwan Amir, dan Saan Mustofa.
Menangapi hal itu Anas Urbaningrum, dari balik jeruji besi menulis surat yang berisikan bantahan atas kabar yang menyebut ada pertemuan di Sukamiskin untuk merancang isu menyudutkan SBY.
Dengan menggunakan tulisan tangannya Anas membantah tuduhan dan kabar yang beredar mengenai skenario Sukamiskin.
"Awalnya saya geli dengar cerita ada tuduhan pertemuan di Sukamiskin untuk merancang fitnah kepada Pak SBY dan Mas Ibas. Tetapi karena menjadi berita luas, dagelan itu perlu diluruskan. Karena bisa menyesatkan," ujar Anas dalam surat tersebut.
Anas menegaskan tidak pernah ada pertemuan di Sukamiskin yang dihadiri olehnya, Firman Wijaya, Mirwan Amir dan Saan Mustopa. Bahkan dia mengaku sama sekali tidak pernah berpikir untuk membuat pertemuan. "Tidak ada hujan kok tiba-tiba banjir hoax." Sambungnya.
Mantan ketua Umum Partai Demokrat itu melanjutkan bahwa itu merupakan cerita hoax yang berasal dari surat hoax yang entah ditulis oleh siapa tapi jelas disebutkan oleh siapa saja. Menurutnya, mudah untuk melihat apakah kabar itu hoax atau tidak yakni melihat bukti di CCTV atau buku tamu lapas Sukamiskin.
Dalam surat tertanggal 10 Februari tersebut, Anas kemudian balik mempertanyakan kaitan antara penyebaran kabar hoax itu dengan pernyataan yang dilontarkan SBY sebelum melaporkan Firman Wijaya ke Bareskrim.
"Hoax juga disebarkan hampir bersamaan dengan narasi jihad untuk keadilan. Ada kontradiksi yg nyata di antara keduanya,"
Kemudian Anas melanjutkan bahwa Citra, kekuasaan, ketenaran dan kekayaan boleh dicapai. Tapi caranya tidak mesti dengan menista orang lain dgn hoax dan tuduhan konspirasi fitnah.
"Keadilan musti diperjuangkan dengan cara-cara yg sejalan dgn makna keadilan itu sendiri." Tutupnya.
[Faisal Maarif]