Anak Muda Kuat Imunitas dan Tanpa Gejala, Bebas Infeksi Covid -19. Kata Siapa ?
Yurianto mengatakan, problem penyebaran corona begitu cepat di Indonesia karena orang muda pun bisa terinfeksi, bahkan tanpa menunjukkan gejala, dan tidak melakukan isolasi diri. Artinya, orang muda pun bisa menjadi sumber penularan.

MONITORDAY.COM - Semakin mewabahnya virus corona, Tim Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 tidak henti-hentinya terus mengingatkan pentingnya social distancing. Selain itu, mengingatkan bahwa golongan muda yang memiliki imunitas kuat, juga bisa terinfeksi virus corona COVID-19 dan menularkannya kepada orangtua.
Dari data di Indonesia maupun data global menunjukkan, kelompok usia muda memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibanding orang lanjut usia (lansia). Karena itulah sebagian besar kasus positif dan yang meninggal kebanyakan adalah orang tua, imunitas rendah, ditambah penyakit penyerta. Namun, bukan berarti orang muda tidak bisa terkena virus ini.
"Orang muda bisa kena dan tanpa gejala. Inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor cepatnya penyebaran virus ini,” kata Achmad Yurianto selaku Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 yang juga Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan di Jakarta, Sabtu (21/3).
Yurianto mengatakan, problem penyebaran corona begitu cepat di Indonesia karena orang muda pun bisa terinfeksi, bahkan tanpa menunjukkan gejala, dan tidak melakukan isolasi diri. Artinya, orang muda pun bisa menjadi sumber penularan. Ketika virus ini menular ke orang lansia dan rawan, maka ini menjadi permasalahan serius tidak hanya bagi keluarga tetapi masyarakat.
"Terkait imbaun social distancing (menjaga jarak, tidak berkumpul,red) dan pada variabel orang muda. Jangan kemudian sok gagah-gagahan. Meskipun tubuhnya kuat, tapi dia juga bisa menularkan ke orang tua. Buat dia sih nggak ada masalah, tapi buat orang tua yang menjadi masalah," katanya
Pria kelahiran 11 Maret 1962 ini juga mengatakan, anak mudalah yang kebanyakan mengindahkan imbauan social distancing. Yuri menyebut, tren ini juga terjadi di negara lain.
"Justru itu data yang direkap dari seluruh dunia, termasuk di China, termasuk di Korea. Karena memiliki daya tahan tubuh lebih baik, dia merasa nggak sakit, padahal dia sudah terinfeksi. Untuk dia gejalanya minimal, tetapi jangan lupa bahwa dia membawa penularan untuk anggota keluarganya yang tua," ujarnya.
Yuri menambahkan bahwa kelompok usia muda dengan imunitas kuta juga dapat terpapar virus Corona, namun tidak memiliki gejala. Akan tetapi, orang tersebut tidak melakukan isolasi diri sehingga dapat menularkan kepada orang lain.
"Karena itu, meski masih merasa muda dan masih kuat, kita bisa jadi sumber penularan pada keluarga kita. Maka patuhilah betul imbauan pemerintah untuk semaksimal mungkin tidak keluar rumah,” kata Yurianto.
Yurianto kembali mengingatkan bahwa penularan virus corona adalah melalui droplet atau cairan yang keluar dari mulut ketika batuk dan bersin. Droplet itu jatuh di barang atau benda sekitar, lalu tanpa disadari disentuh dan berpindah ke tangan orang sehat.
"Kemudian, saat menggunakan tangan, misalnya makan atau menyentuh hidung, tanpa didahului cuci tangan, maka virus itu masuk ke dalam saluran pernapasan," jelasnya.
Oleh karena itu, Yurianto kembali mengingatkan, social distancing atau pembatasan atau menjaga jarak interaksi sosial tidak kurang dari satu meter sangat diperlukan.
"Sedapat mungkin tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan sangat mendesak. Kalau pun ada sebagian orang yang mungkin tidak bisa bekerja dari rumah, kehati-hatian tetap diprioritaskan, misalnya pakai masker, selalu cuci tangan, dan tetap jaga jarak," pungkas Yurianto.
Dalam info update COVID-19 di Indonesia per tangal 21 Maret 2020, sedikitnya 17 Provinsi telah menjadi daerah penularan wabah COVID-19. Secara kasus ada 450 laporan kasus dengan dinyatakan 20 orang sembuh dan 38 orang meninggal dunia.