Anak Buruh Pabrik Jadi Lulusan Terbaik UMC dengan IPK 3,92, Ini Kisahnya

MONITORDAY.COM - Ketika ada kata lecehan dan penghinaan, cara balas dendam terbaik adalah dengan menunjukkan kepada mereka dengan hasil kerja keras dan karya terbaik.
Penggalan kalimat diatas menjadi penyemangat buat Cika Vanny yang biasa dipanggil Cika.
Meski menjadi lulusan terbaik Unversitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) dari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dengan IPK 3,92 pada 10 Mei 2021, Cika tidak merasa jumawa, justru semakin merunduk.
Tidak menunggu lama, Cika pun ditawarkan oleh Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara (PKAKN) BK-DPR RI untuk bergabung dengan lembaga prestisius tersebut.
Wanita kelahiran Cirebon, 4 Februari 1999 dibesarkan di keluarga yang sangat sederhana dengan dua saudara perempuannya, yakni Putri Oktavianin dan Ishika Ayudya Mirzhani.
Cika bersyukur kepada Yang Maha Kuasa, diberikan dua saudara perempuan yang hebat yang banyak cerita pahit manis terlewati bersama.
Cika mengawali kisahnya dari bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI/SD) Salafiyah Cirebon, Kecamatan Jarjamukti Cirebon (lulus 2011). Ia pun melanjutkan studinya di SMPN 4 Cirebon Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon Jabar (lulus 2014). Semengat belajar kian membara, Ia memutuskan masuk di SMAN7 Cirebon (lulus 2017). Usai SMA, Cika berlabuh di Prodi Manajemen FE UMC (lulus tahun 2021).
"Ada berjuta nilai yang begitu berharga yang tak ternilai yang saya dapatkan dari SD hingga Perguruan Tinggi," jelas Cika saat dihubungi monitorday.com, Kamis (9/9/2021).
Putri pertama dari Rony dan Sri Haryati mengaku bangga atas perjuangan kedua orang tuanya. Ia tak malu jika bapaknya hanya bekerja sebagai buruh bangunan. Itu pun kalau ada kerjaan, jadi lebih sering menganggur daripada bekerja.
"Meskipun kondisi kami serba kekurangan, tapi orang tuaku ingin anak-anaknya bisa sekolah tinggi supaya nasib kami kelak berbeda dengan mereka," ungkap Cika.
Cika yang tak kuasa menahan air mata pun berkaca-kaca saat menceritakan tentang kedua orang tuanya.
Entah ini masa sulit atau bukan, Tapi dulu waktu masih awal masuk SD, Cika ingat bahwa Ayahnya masih belum memiliki kendaraan.
Jarak dari rumah ke sekolah juga lumayan jauh, namun Ayahnya Cika tetap bersemangat mengantarkan Ia dengan sepedah. Kadang Ayah sesekali mengusap keringatnya seraya bercerita banyak hal sehingga pengalaman itu tak bisa dilupakannya.
Namun di bangku kelas 4, Cika kaget karena Ayahnya memberikan kejutan dengan hadirnya motor sederhana. Ayahnya pun bilang bahwa motor ini harus dibayar secara kredit. Yang penting bisa mengantarkan ketiga putrinya ke sekolah.
" Sampe akhirnya alhamdulillah di kelas 4 SD, Ayah bisa nyicil kendaraan buat nganter anak-anaknyanya berangkat sekolah," jelas Cika.
Saat kelas 6 SD, Cika sempet minta ikut les buat persiapan Ujian Nasional. Ayahnya pun menyangggupi karena ada rezeki. Cika merasa senang karena tempat lesnya cukup bagus.
Kendati demikian, Les tersebut tidak mau nerima karena mengetahui Cika berasal dari keluarga yang tak punya.
Ada rasa kesal dan sempat terlontar, kenapa tidak adil! namun lagi-lagi, sosok seorang ibu dengan penuh optimis memberikan nasehat monumental bahwa "Meski kita tak punya, tapi Insha Allah, dengan modal serius dan tawakkal, kita bisa membuktikan kepada mereka jika orang yang tak punya apa-apa, suatu saat nanti bisa menghasilakn lebih dari yang mereka pikirkan,"
Masa-masa itu pun berlalu hingga Ia berhasil menyelesaikan studi SMAnya.
Begitulah hidup, Cika kembali mengalami masa sulit saat di semester 3 di FE UMC, Ayahnya yang seorang buruh harus terkena PHK.
Kondisi itu juga membuat kesehatan Ayahanya drop dan belum sempat mencari kerja yg lain.
Cika sempat berpikir untuk mencari pekerjaan dan memilih kelas karyawan. Dengan begitu, Cika dapat tetap kuliah di FE UMC. Namun, Cika mendapatkan beasiswa BPPA, jadi masih bisa kuliah di reguler.
" Waktu ak bilang ke Ayah bahwa aku dapat beasiswa, Ayah nangis mungkin karena terharu dan justru minta maaf karena kondisinya waktu itu lagi tak baik," jelas Cika.
"Masa-masa sulit orang tua mungkin banyak, tapi mereka ga bilang ke anak-anak nya krn emang mereka mau ngasih yang terbaik untuk anak-anaknya," ungkap Cika.
Cika masih ingat pesan keduanya, "Mamah sama Ayah gak bisa sekolah sampai tinggi. Jadi mamah sama AYah pengen anak-anak nya sekolah sampai tinggi," tambah Cika yang tak kuasa menahan air matanya.
Sebagai penutup, Cika ingin mengajak kepada semuanya agar selalu bersyukur kepada Yang Maha Kuasa atas jasa-jasa Orang tua.
Mereka adalah anugerah terbesar dan paling berjasa dalam hidup. Samahalnya dengan dirinya, Cika akui bahwa tidak bisa seperti sekarang ini jika tak ada doa dari orang tua.
Oleh karena itu, sebagai seorang anak, sudah sepantasnya bersyukur kepada orang tua dan mensyukuri keberadaannya.
"Mensyukuri orang tua merupakan bentuk syukur kita kepada Allah yang telah menjadikan mereka sebagai orang tua kita. Hal itu juga merupakan bentuk rasa terima kasih kita kepada orang tua kita yang telah mengurus dan mendidik kita," tutup Cika sembari membagi pesan yang penuh makna Don't stop until you're proud.