Amien Rais yang Terus Berseru Mempreteli Kultus Individu

Di masa Orde Baru, Amien Rais yang menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah saat itu menyatakan sesuatu yang tabu di kala itu: suksesi kepemimpinan.

Amien Rais yang Terus Berseru Mempreteli Kultus Individu
Amien Rais (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

MONDAYREVIEW.COM – Amien Rais mencuri perhatian warganet hari ini. Ada dua momentum yang membuat Sang Lokomotif Reformasi pernyataannya dicuplik media. Yang pertama terkait buku Usut Tuntas Korupsi Ahok karya Marwan Batubara. Mantan Ketua MPR ini menjadi pembicara utama di buku karya mantan anggota DPD ini.

“Ciri khas buku Marwan Batubara selalu objektif, semuanya berdasarkan fakta dan angka karena bersifat otentik dan otoritatif karena tidak mengada,” kata Amien Rais di Ruang Kura-kura 2, Senayan, Selasa (23/5) seperti dilansir Detik.

"Harapan kita, setelah baca buku ini, penegak hukum semestinya mempelajari korupsi Ahok lebih teliti dan diproses secara hukum," ujar Amien Rais. 

"Selama ini publik dibentuk media massa, kalau sosok ini (Ahok) jujur, bersih, dan tegas. Sehingga diperlakukan menjadi warga istimewa. Seharusnya semua, tapi yang satu ini istimewa," tutur mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini. 

Fragmen lainnya yakni terkait pernyataan Amien Rais yang menganggap pencabutan upaya banding yang dilakukan Ahok sebagai bentuk politik pencitraan.

“Itu pencitraan saja. Dia mau ambil simpati publik,” ujar Amien Rais di gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (23/5) seperti dilansir Suara.

Melalui pencabutan upaya banding, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional ini mengatakan Ahok berupaya terus mencari perhatian media dan simpati publik.

Apa yang dilakukan Amien Rais ini jelas menimbulkan resistensi bagi pendukung Ahok. Sosok Amien Rais yang berusia 73 tahun dianggap telah terlalu sepuh untuk mengomentari situasi politik kekinian.

Amien Rais memang memiliki rekam jejak untuk mengartikulasikan pikirannya secara lugas. Di masa Orde Baru, Amien Rais yang menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah saat itu menyatakan sesuatu yang tabu di kala itu: suksesi kepemimpinan. Ketika situasi sosial politik telah semakin memanas, Amien Rais pun dengan benderang menyatakan sudah saatnya terjadi suksesi kepemimpinan dan berakhirnya era Soeharto sebagai Presiden.

Amien Rais boleh dibilang semenjak jauhari telah mempreteli kultus individu. Maka ketika di era reformasi yang lahirnya ikut dia bidani, konsistensi sikapnya untuk kritis dan membongkar kultus individu tetap terjadi. Dalam hal ini Ahok merupakan sosok politikus yang dikritisinya.