Aksi Tanggap Marinir Tangani Bencana Tsunami Banten

Pasca terjadinya bencana tsunami yang menimpa Banten, Dispen Kormar Banten mengerahkan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRC PB) Marinir Pasmar-1 Jakarta ke lokasi bencana.

Aksi Tanggap Marinir Tangani Bencana Tsunami Banten
foto: dok. tni.mil.id

MONITORDAY.COM – Pasca terjadinya bencana tsunami yang menimpa Banten, Dispen Kormar Banten mengerahkan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRC PB) Marinir Pasmar-1 Jakarta ke lokasi bencana. Pasukan yang dikerahkan berjumlah 100 personel dipimpin oleh Komandan Batalyon Kesehatan (Danyonkes) 1 Marinir Mayor Laut (K) M. Arifin.

Pasukan dilepas dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur pada Minggu (23/12) dengan melewati perjalanan darat. Mereka ditugaskan membawa sejumlah material dan sarana tugas dalam penanggulangan bencana seperti truk, ambulance, pelampung, tenda lapangan, tandu, fieldbed, kap medis serta obat-obatan.

Kapuskes TNI Mayor Jenderal TNI Ben Yura Rimba berpesan kepada seluruh pasukan agar menjaga kesehatan dan menjaga kekompakan dalam melaksanakan tugas. Ia juga meminta agar para pasukan melaksanakan tugas dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab.

"Pemberangkatan pasukan ini perintah langsung Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto agar TNI segera membantu penanganan korban Tsunami di Banten dan Lampung," kata Dia, dalam keterangan tertulis yang diterima Senin (24/12).

Sementara untuk wilayah Lampung, personel Marinir Brigif-4 Marinir Lampung juga diterjunkan membantu penanganan korban paska tsunami, tepatnya di Pulau Legundi. Pasukan ini juga menyertakan perlengkapan pendukung seperti Sea raider, Life Jacket, Swempest, Alat selam, Masker dan Kompor Lapangan.

Untuk diketahui, data sementara BNPB hingga Senin (24/12) pukul 07.00 WIB, mencatat sebanyak 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi. Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak.

Korban dan kerusakan ini terdapat di 5 kabupaten terdampak yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran. Jadi wilayah di Provinsi Banten dan Lampung yang berada di Selat Sunda. Daerah pesisir di Kabupaten Pandeglang merupakan daerah yang paling banyak jumlah korban dan kerusakannya dibandingkan daerah lain.