Akses Literasi, Kualitas SDM dan Reformasi Struktural

Akses Literasi, Kualitas SDM dan Reformasi Struktural
salash satu sudutoko buku/ nett

MONITORDAY.COM - Apa hubungannya membaca dengan cari uang? Secara langsung mungkin tidak ada. Namun membaca dalam arti mengakses informasi akan menjadi sumber inspirasi bisnis, juga memberi pengetahuan untuk melakukan aktivitas ekonomi. Di buku, majalah, media daring, kanal media sosial dan sumber informasi lain bertebaran informasi yang sangat berguna. Dan pada akhirnya dapat ‘menghasilkan uang’. 

Bisa dikatakan bahwa, akses literasi menjadi salah satu faktor yang mendorong peningkatan kualitas SDM. Kualitas SDM sangat penting bagi upaya menggerakkan ekonomi. Di tengah lingkungan ekonomi yang berubah, mereka yang tidak faham dan tak menyesuaikan diri dengan perubahan akan tergilas. 

Jangankan masuk ke isu NFT dan aset digital lainnya, mengenal dan memanfaatkan e-commerce saja sebagian besar masyarakat kita belum tergerak. Padahal pergerakan ekonomi digital sangat pesat dan mengubah banyak hal.

Guna menyederhanakan regulasi dan birokrasi di Indonesia, pemerintah berketetapan untuk melakukan reformasi struktural, membenahi regulasi dan birokrasi secara besar-besaran. 
Reformasi struktural pada dasarnya telah dimulai dengan fokus pembangunan pada sumber daya manusia, infrastruktur, serta upaya perbaikan kemudahan berusaha melalui UUCK. 

Menkeu Sri Mulyani menyebut bahwa implementasi UU Cipta Kerja beserta aturan turunannya, pembangunan infrastruktur dasar dan infrastruktur digital, peningkatan penguasaan teknologi, peningkatan efisiensi produksi, dan peningkatan keterampilan tenaga kerja, akan diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi dan kinerja perekonomian kedepan.

“Kebijakan reformasi akan meningkatkan investasi, dengan perbaikan iklim usaha, dan berpotensi menciptakan lapangan kerja berkualitas (decent jobs). Peran tenaga kerja yang terus tumbuh dalam periode Indonesia yang sedang menikmati bonus demografi seperti sekarang ini, akan semakin kuat dan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi,” tegas Menkeu.

Kualitas SDM adalah kunci reformasi struktural. Langkah awal peningkatan kualitas SDM salah satunya dengan mendorong kebiasaan membaca buku, terutama untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang berkualitas. Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), tingkat literasi Indonesia perlu terus ditingkatkan karena saat ini masih menempati peringkat ke-62 dari 70 negara.

“Kondisi ini merupakan tantangan kita bersama dan salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan akses terhadap sumber bacaan berkualitas. Harapan kami, Gramedia sebagai salah satu korporasi terbesar di bidang literasi, khususnya ritel buku, dapat semakin berkembang sehingga mampu memberikan inklusivitas akses literasi kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi penerus bangsa,” jelas Menko Airlangga.

Dengan akses informasi yang berkualitas, baik melalui sumber bacaan buku maupun sumber literasi lainnya, produktivitas bangsa dapat ditingkatkan. Salah satunya dengan meningkatnya inovasi dan kreativitas untuk mendorong aktivitas kewirausahaan. 

Saat ini, rasio kewirausahaan di Indonesia masih rendah, yakni sebesar 3,47% dari total populasi dan didominasi oleh pelaku usaha generasi muda dengan rentang usia 25-34 tahun. Generasi muda yang berkualitas tinggi memang mempunyai peran penting dalam kemajuan kewirausahaan dan ekonomi bangsa.

Cerminan kinerja kewirausahaan Indonesia juga dapat dilihat dari kinerja UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi. Pelaku UMKM merupakan pendorong utama bagi perekonomian, mengingat kontribusi UMKM terhadap PDB telah mencapai 61% dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja mencapai 97% dari total penyerapan tenaga kerja nasional. 

Bahkan, total investasi di sektor UMKM telah mencapai 60% dari total investasi nasional, dan kontribusinya terhadap ekspor nonmigas juga cukup signifkan yakni mencapai 16% dari total ekspor.