Ajak Masyarakat Taati Prokes, Haedar Nashir: Ini Bukan Soal Takut atau Tidak Takut

Ajak Masyarakat Taati Prokes, Haedar Nashir: Ini Bukan Soal Takut atau Tidak Takut
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir/(Foto/net)

MONITORDAY.COM - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak seluruh masyarakat agar menaat protokol kesehatan (Prokes) dalam rangka mencegah Covid-19. Hal ini dikatakan mengingat dalam beberapa waktu terakhir ini kasus positif di Indonesia melonjak, bahkan sampai pada titik tertinggi. 

“Sebaiknya jangan bepergian kecuali yang sangat mendesak, urgen, dan aman secara prokes. Kegiatan yang melibatkan banyak orang dan tidak urgen semestinya dihentikan seperti rekreasi, studi banding, pertemuan,  dan sejenisnya,” tutur Haedar, dalam keterangannya, dikutip Jumat (25/6/2021). 

Menurut Haedar, masalah pandemi ini menyangkut keselamatan jiwa bersama, bukan lagi urusan kelompok atau orang perorang. Karenanya, dia meminta agar masyarakat jangan abai dan merasa aman, apalagi dengan sikap angkuh atau tidak peduli. 

"Saatnya semua warga bangsa bersikap superwaspada dalam menghadapi keadaan yang genting ini. Masalah ini bukan soal sikap takut atau tidak takut serta paranoid atau tidak, tetapi menyangkut pertaruhan keselamatan jiwa dan hajat hidup manusia keseluruhan yang harus dijaga dengan seksama serta agar kasus Covid-19 tidak semakin berat,” tegasnya. 

Haedar pun meminta kepada pemerintah dari pusat sampai daerah dengan seluruh kelembagaan atau instansinya agar betul-betul menerapkan kebijakan yang konsisten, terpadu, dan berada dalam satu langkah yang sama. Termasuk menerapkan kebijakan PPKM. 

"Inkonsistensi akan membuat langkah penanganan Covid-19 menjadi maju mundur atau fluktuatif, yang akhirnya kondisi bisa tidak terkendali," lanjut dia. 

Kepada para cerdik pandai dan elit, Haedar mendorong, agar saatnya mereka menyatukan pandangan dan langkah dalam meringankan beban masyarakat dengan tidak melontarkan atau memproduksi ujaran, pernyataan, dan apapun yang  menegasikan virus Covid-19 dan usaha vaksinasi serta menimbulkan kontroversi. 

“Kasihan rakyat kecil yang semakin berat mengahadapi keadaan akibat Covid, juga para tenaga kesehatan di garda depan dan menjadi benteng terakhir dalam mengatasi pandemi," ujarnya. 

"Kasus yang meningkat semakin menambah berat tugas para dokter, tenaga kesehatan, dan pihak rumah sakit maupun para petugas yang menangani  Covid. Para dokter dan tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid selain makin overload juga rawan tertular serta secara fisik dan psikologis kian berat bebannya,” sambung dia. 

Lebih lanjut Haedar menegaskan, sikap empati dan simpati dari semua warga dan elite bangsa terhadap kondisi rumah sakit dan nasib dokter dan tenaga kesehatan sangatlah diperlukan. Mereka bertugas penuh dengan resiko. Termasuk dengan menghentikan segala kontroversi yang menegasikan pandemi dan vaksinasi karena pengaruhnya tidak positif dalam usaha menangani Covid-19 yang semakin berat itu. 

“Saatnya semua rendah hati, menahan diri, toleransi, dan mengembangkan kebersamaan di saat kita menghadapi musibah yang sangat berat ini. Kita semua belajar rendah hati dan bijaksana dalam menghadapi pandemi ini. Seraya terus ikhtiar dan munajat kepada Allah agar kita semakin diringankan dari musibah ini, serta Allah mengangkat musibah pandemi Covid-19 ini,” tandasnya.