7 Mei, Mengenang Perjanjian Roem-Royen

Selama berjalannya proses perjanjian ini berjalan dengan sengit, sehingga mendatangkan Bung Hatta dari pengasingan di Bangka, dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dari Yogyakarta.

7 Mei, Mengenang Perjanjian Roem-Royen
Hotel Des Indes (sportourism.id)

MONDAYREVIEW.COM - Sejarah 7 Mei berkaitan dengan usaha perundingan antara Indonesia dan Belanda pada masa agresi militer Belanda setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Pada tanggal 7 Mei 1949 ditandatangani perjanjian Roem-Royen atau disebut juga perjanjian Roem-Van Roijen. Perjanjian ini sendiri berlangsung semenjak bulan April 1949 yang bertempat di Hotel Des Indes Jakarta.

Nama Roem-Royen sendiri diambil dari kedua pemimpin delegasi. Indonesia diwakili oleh Mohammad Roem dan Belanda oleh Herman van Roijen. Tujuan perjanjian ini sendiri untuk menyelesaikan permasalahan kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia sebelum dilaksanakannya Konferesnsi Meja Bundar di Den Haag tahun 1949.

Selama berjalannya proses perjanjian ini berjalan dengan sengit, sehingga mendatangkan Bung Hatta dari pengasingan di Bangka, dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dari Yogyakarta. Sri Sultan Hamengkubuwono IX sendiri menegaskan bahwa “Jogjakarta is de Republiek Indonesia” Yogyakarta adalah Republik Indonesia.

Pelaksanaan perjanjian Roem-Roijen sendiri dilaksanakan pada bulan Juli 1949 setelah ditandatangani sebelumnya pada 7 Mei 1949. Pelaksanaan ini ditandai dengan kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta, kemudian kembalinya Presiden Sukarno dan Moh. Hatta dan pengembalian mandat dari Mr. Syafruddin Prawiranegara kepada Presiden Sukarno.