5 Hal Unik dari Jamaah Umroh Indonesia di Kota Haramain
Dari sekian ribu jamaah yang melaksanakan ibadah umrah dari tahun ke tahun, ada sejumlah keunikan yang melekat dan familiar baik bagi jamaah negara lainnya, maupun dari penduduk asli kota haramain.

MONITORDAY.COM – Animo mayarakat untuk menunaikan ibadah umroh kian meningkat. Ini terlihat dari makin banyaknya jamaah umroh yang terlihat baik di Madinah maupun Makkah. Berdsarkan data kementrian agama, hingga 25 April 2019 sebanyak 849.000 jamaah telah menunaikan ibadah umroh.
Direktur Bina umrah dan haji khusus Kemenag Arif Hatim mengaku bahwa tiap tahun jumlah jamaah umrah Indonesia kian terus mengalami kenaikan yang signifikan. Salah satu sebabnya, daftar tunggu haji yang begitu panjang.
Dari sekian ribu jamaah yang melaksanakan ibadah umrah dari tahun ke tahun, ada sejumlah keunikan yang melekat dan familiar baik bagi jamaah negara lainnya, maupun dari penduduk asli kota haramain, diantaranya:
- Kopiah jadi Identitas Jamaah Indonesia
Hal unik pertama dari para Jemaah umroh dari berbagai jamaah adalah penutup kepalanya. Misalnya bagi penduduk di jazirah Arab, yaitu ghutrah. Penutup kepala para pria arab sejak zaman dulu ini dikenal juga dengan nama keffiyah, shemag, hattah, mashadah, atau camedani. Meski cara memakainya berbeda, namun sebagian besar pria arab mengenakannya.
Untuk jamaah asal Indonesia, kopiah adalah identitasnya. Kopiah tak hanya jadi seragam, namun juga tanda pengenal. Jika ingin mencari dimana jamaah umroh asal Indonesia di Madinah maupun Makkah, maka lihatlah penutup kepala ini.
- Bahasa Indonesia
Hal unik lain yang nampak dari jamaah Indonesia adalah familiarnya bahasa Indonesia. Bukan saja bagi para petugas keamanan di Makkah dan Madinah, namun juga para pedagang di pasar-pasar di Haramain.
Jika berbelanja, para jamaah Indonesia tak mesti memaksakan diri menggunakan bahasa araba tau inggris, karena mereka sudah sangat familiar dengan bahasa Indonesia. Proses tawar menawar pun bisa dilakukan dengan bahasa Indonesia.
- Jamaah Paling Gemar Belanja
Sudah menjadi tradisi bagi jamaah asal Indonesia, jika sampai di tanah suci dan selepas melakukan rangkaian ibadah haji maupun umroh untuk berbelanja. Uniknya, kebiasaan belanja jamaah asal Indonesia begitu melakat bagi para pedagang di Haramain.
Ini terlihat jika kita berjalan di sekitar masjid Nabawi dan Masjidil Haram, para pedagang disana seringkali menawarkan dagangannya dengan istilah-istilah bahasa Indonesia. Tak cuma itu, mereka bahkan menerima transaksi dengan rupiah. Itu artinya, ada banyak sekali transaksi dengan jamaah asal Indonesia.
Rata-rata, para jamaah menghabiskan tak kurang dari 1.300 atau 1.600 riyal atau 4,2 juta per jamaah. Jika dikalikan dengan 1000-an jamaah umrah, maka tak kurang ada 1,2 milyar riyal (Rp 4,8 triliyun) digunakan untuk membeli oleh-oleh.
- Cap 'Pelit' Bagi Jamaah Indonesia
Siapa tak kenal kereta cepat haramain, yang menghubungkan tiga kota besar di Arab Saudi, yaitu Jeddah, Mekkah, dan Madinah. Kereta ini mulai beroperasi pada 1 Oktober 2018. Sayang, jamaah asal Indonesia belum bisa menikmati fasilitas tersebut, alasannya soal teknis katanya.
Tapi tahukah, bila ada selentingan yang menyebutkan, karena jamaah asal Indonesia dikenal pelit katanya. Entah betul apa tidak, ini memang baik kita jadikan renungan.
- Jamaah Indonesia Terbanyak
Hal paling unik dan ini membanggakan bagi kita adalah fakta bahwa jamaah haji maupun umroh dari Indonesia selalu menjadi yang terbanyak kedua setelah Pakistan. Hingga 25 April 2019 misalnya, jamaah umrah kita telah mencapai 849.000 orang. Kita patut bangga, sekaligus jadi catatan terutama bagi para penyelenggara, karena tentu akan rumit mengurus jamaah sebanyak itu.