29 Juli, Hari Bakti TNI AU

Sejarah mencatat tanggal 29 Juli 1947 dilatarbelakangi oleh dua peristiwa penting yang terjadi pada hari tersebut.

29 Juli, Hari Bakti TNI AU
Pesawat tempur (TNI AU)

MONDAYREVIEW.COM - Sejarah dan peristiwa penting tanggal 29 Juli berkaitan dengan Tentara Nasional Republik Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). Dilansir dari situs Sekretariat Negara mengenai hari-hari yang ditetapkan oleh masing-masing Menteri/Kepala Lembaga dan juga dilansir dari situs TNI AU bahwa tanggal 29 Juli diperingati sebagai hari Bakti TNI AU.

Penetapan tanggal 29 Juli sebagai Hari Bakti TNI AU berdasarkan Skep Kasau No Skep/34/VII/1976 bahwa peristiwa pagi dan sore tanggal 29 Juli 1947 sebagai hari bakti dan diperingati dengan melaksanakan Upacara Hari Bakti. Hal ini masih berlangsung hingga saat ini menginjak usia peringatan ke 70

Sejarah mencatat tanggal 29 Juli 1947 dilatarbelakangi oleh dua peristiwa penting yang terjadi pada hari tersebut. Pertama adalah kejadian pagi hari tanggal 21 Juli dimana tiga kadet penerbang TNI AU yaitu Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap pertahanan Belanda.

Peristiwa kedua yang terjadi ialah jatuhnya pesawat DAKOTA VT-CLA yang kala itu mengangkut tiga orang yaitu Adisucipto, Abdurahman Saleh dan Adisumarmo. Pesawat tersebut mengangkut bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya. Pesawat ini sebenarnya bukanlah pesawat militer melainkan pesawat sipil.

Jatuhnya pesawat tersebut diakibatkan oleh penembakan yang dilakukan dua pesawat militer Belanda sebagai bentuk balas dendam atas peristiwa pengeboman markas mereka pada pagi harinya. Sehingga pesawat jatuh di daerah Ngoto, Yogyakarta daerah selatan.

Untuk mengenang korban jatuhnya pesawat yang menggugurkan Adisucipto, Abdurahman Saleh dan Adisumarmo. Pemerintah menganugerahi sebagai Pahlawan Nasional. Selain itu dibangun juga Monumen Perjuangan TNI AU di daerah jatuhnya pesawat tersebut.