28 Maret, Kala Penangkapan Pangeran Diponegoro

Pada tanggal 28 Maret 1830 terjadi peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock.

28 Maret, Kala Penangkapan Pangeran Diponegoro
Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh (good news from Indonesia)

MONDAYREVIEW.COM - Sejarah 28 Maret berkaitan dengan ditangkapnya Pangeran Diponegoro. Pada tanggal 28 Maret 1830 terjadi peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock.

Diponegoro adalah putra sulung Hamengkubuwana III, seorang raja Mataram di Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 Nopember 1785 di Yogyakarta, Pangeran Diponegoro bernama asli Raden Mas Ontowiryo.

Ada pun Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik Diponegoro di desa Tegalrejo. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak.

Sikap Diponegoro yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat simpati dan dukungan rakyat. Atas saran Pangeran Mangkubumi, pamannya, Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo, dan membuat markas di sebuah goa yang bernama Goa Selarong. Saat itu, Diponegoro menyatakan bahwa perlawanannya adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir. Semangat "perang sabil" yang dikobarkan Diponegoro membawa pengaruh luas hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu. Salah seorang tokoh agama di Surakarta, Kyai Maja, ikut bergabung dengan pasukan Diponegoro di Goa Selarong.

Selama perang ini kerugian pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta gulden. Berbagai cara terus diupayakan Belanda untuk menangkap Diponegoro. Bahkan sayembara pun dipergunakan. Hadiah 50.000 Gulden diberikan kepada siapa saja yang bisa menangkap Diponegoro. Sampai akhirnya Diponegoro ditangkap pada 1830.