107 Tahun Muhammadiyah: Peran Nyata Mencerdaskan Bangsa
Muhammadiyah secara organisasi telah berbuat senyata-nyatanya untuk mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat.

MONITORDAY.COM - Lebih dari satu abad Muhammadiyah telah berkiprah dalam membangun bangsa. Perannya bagi negeri ini terutama di bidang pendidikan, sosial dan kesehatan tidak diragukan lagi dengan dukungan puluhan ribu amal usaha sebagai motor penggeraknya. Pada Senin (18/11), Muhammadiyah memperingati milad kelahirannya ke 107. Pada Milad kali ini, tema besar yang diangkat yaitu "Muhammadiyah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa".
Dalam perayaan Milad yang digelar di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada Senin malam, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan bahwa Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dan kekuatan pergerakkan nasional, sejak berdiri sampai saat ini telah dan terus berjuang secara berkelanjutan dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Antara lain melalui program pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, publikasi, serta pembaruan paham dan pengamalan keagamaan yang mencerahkan kehidupan," kata Haedar, dalam pidatonya di peringatan Milad tersebut.
Haedar mengatakan, Muhammadiyah secara organisasi telah berbuat senyata-nyatanya untuk mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat. Menurut dia, apa yang selama ini dikerjakan Muhammadiyah telah diakui oleh masyarakat luas dan juga oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Haedar mengungkapkan, gerak pendidikan Muhammadiyah telah tersebar di seluruh tanah air hingga ke pelosok-pelosok terjauh, terdepan, dan tertinggal dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia mengatakan, Semua usaha Muhammdiyah tersebut dilakukan dilandasi spirit amal shaleh tanpa pamrih dalam etos “sedikit bicara banyak bekerja” serta “berilmu amaliah dan bermal ilmiah”.
Haedar menjelaskan, dimensi kecerdasan bangsa bersifat utuh sebagaimana filosofi yang diletakkan para pendiri Indonesia. Ia mengatakan, bukan kecerdasan instrumental yang hanya mengandalkan kemampuan kognisi dan skill teknik atau teknologis belaka, tetapi menyangkut kecerdasan akal budi dalam khazanah karakter akhlak mulia dan life-skill yang utuh.
"Objek yang dicerdaskan bukan hanya manusianya, tetapi keseluruhan hidupnya yang menyangkut pencerdasan akal budi dan perilaku manusia, sistem, dan lingkungan umat atau bangsa yang luas cakupannya dalam perikehidupan sepanjang zaman," ungkapnya.
Karenanya, lanjut Haedar, jika ingin menjadikan Indonesia Maju maka bawalah Indonesia sebagai negara dan bangsa yang berkecerdasan di atas fondasi nilai-nilai luhur yang kokoh sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dan daya hidup bangsa yang menjunjungtinggi Agama, Pancasila, dan Kebudayaan bangsa.
Terakhir, Haedar mengungkapkan, pada posisi dan peran kebangsaan inilah Muhammadiyah terus berkomitmen dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan berkiprah tak kenal lelah untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa dan negara yang benar-benar bersatu, berdaulat, maju, adil, dan makmur sebagaimana cita-cita para pendiri negeri.