‘Bara’ Antara Presiden Indonesia
Nampaknya kita belum akan melihat Jokowi dan SBY saling berjabat tangan dan makan bersama di Istana dalam waktu dekat.

MONDAYREVIEW.COM - Transisi dari satu pemerintahan ke pemerintahan lainnya kerap tidak berjalan dengan mulus. Relasi antara kepala pemerintahan ke kepala pemerintahan berikutnya pun kerap tidak akrab. Indonesia misalnya yang belum juga kunjung memperlihatkan smooth-nya relasi antarpresiden di masa kekuasaan yang berdekatan. Sukarno dikenakan tahanan rumah ketika Soeharto berkuasa. BJ Habibie di masa pemerintahannya tidak pernah bertemu dengan Soeharto. Alasan khususnya diungkap dalam buku Detik-detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi karya BJ Habibie.
BJ Habibie lebih memilih beristirahat dari hiruk pikuk politik dan tetirah untuk menjaga kesehatan istrinya pada masa pemerintahan Gus Dur. Gus Dur kadung kecewa dengan situasi politik yang menjungkalkan dirinya dari RI-1. Sementara itu bara antara Megawati dengan SBY masih terasa hingga kini.
Maka relasi antara Jokowi dengan SBY sempat diharapkan akan menjadi sejarah baru di negeri ini. Namun, harapan nampaknya tak berbanding lurus dengan kenyataan. Sinyalemen itu semakin menguat belakangan ini. Presiden Jokowi telah bertemu secara resmi dengan mantan Presiden RI sebelumnya, namun belum bersua dengan SBY. Pada Kamis (19/1), Jokowi mengundang Presiden ketiga RI BJ Habibie ke Istana. Sementara itu, pertemuan dengan Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri terjadi pada akhir November 2016.
SBY pun beberapa kali mengkritisi kebijakan Jokowi melalui media sosial. Diantaranya kicauan mengenai hoax berikut:
Yang terbaru tentu dugaan penyadapan terhadap SBY. Secara resmi hanya lembaga Polri, BIN, dan KPK yang memiliki hak melakukan penyadapan. SBY dalam konferensi pers yang dilakukan pada Rabu (1/2) menyatakan penyadapan merupakan tindakan ilegal secara hukum, namun SBY tak mungkin mengadukan ke kepolisian karena bukan merupakan delik aduan. SBY juga meminta Jokowi untuk memberi penjelasan dari mana transkrip percakapan didapat dan siapa yang menyadap.
Perkara menyadap ini tentu akan menambahkan “bara” dalam relasi Jokowi-SBY. Terlebih kemungkinan pertemuan antara Jokowi dan SBY juga masih sumir. Nampaknya kita belum akan melihat Jokowi dan SBY saling berjabat tangan dan makan bersama di Istana dalam waktu dekat.