Yang Muda, Yang Berpolitik
Politik dalam kenyataan, tak semudah berkoar-koar di media sosial, sembari mengeluhkan ini-itu tidak berjalan seperti seharusnya.

MONDAYREVIEW.COM – Terpilihnya Emmanuel Macron (39 tahun) menjadi Presiden Prancis memantik sinyalemen bahwa politik tak hanya dikuasai oleh mereka-mereka yang sudah berusia lanjut. Yang muda pun dapat berpolitik, bahkan memegang jabatan penting, tak hanya posisi pemanis belaka.
Laman CNN bahkan membuat bagan mengenai para pemimpin muda yang menaklukkan dunia. Ada Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani (33 tahun) sebagai Emir Qatar, Charles Michel (38 tahun) sebagai Perdana Menteri Belgia, Alexis Tsipras (40 tahun) sebagai Perdana Menteri Yunani, si ganteng Justin Trudeau (43 tahun) sebagai Perdana Menteri Kanada, dan tentu saja Kim Jong-un yang diperkirakan usianya 27 tahun saat menjadi Presiden Korea Utara.
Lanskap politik Indonesia saat ini masih nyata terlihat peran para politikus yang telah berusia lanjut. Saat Pilkada DKI Jakarta, nama Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, dan Prabowo Subianto berperan penting bagi kandidat yang maju. Baik SBY, Megawati, dan Prabowo, ketiganya telah berada di kisaran umur 60-an tahun.
Bagi mereka yang masih berusia muda, tak ada salahnya untuk terjun ke ranah politik. Rasakan langsung dinamika berpolitik secara wacana dan kenyataan di lapangan. Bagaimana politik merupakan domain yang rumit dan memiliki kompleksitasnya tersendiri. Politik dalam kenyataan, tak semudah berkoar-koar di media sosial, sembari mengeluhkan ini-itu tidak berjalan seperti seharusnya. Politik dalam kenyataan, tak sepermai imajinasi keinginan keadilan yang ingin ditempuh. Bukan berarti menghadirkan politik untuk kebaikan orang banyak adalah hal yang utopis.
Namun kiranya mereka yang muda sesungguhnya bisa berperan aktif dalam politik. Siapa tahu Indonesia ke depan memiliki sosok presiden muda usia lagi berkompetensi tinggi. Indonesia pernah punya sejarah itu pada diri Sukarno yang di usia 44 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia.