Wujudkan Swasembada, Mentan Dorong Ahli Agronomi Indonesia Akselarasikan Smart Farming
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menilai tantangan pertanian di era industri 4.0 semakin besar. Menghadapi era tersebut, Amran menantang peneliti dan stakeholder yang tergabung dalam Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) untuk semakin berkontribusi lebih banyak lagi untuk pertanian Indonesia.

MONITORDAY.COM - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menilai tantangan pertanian di era industri 4.0 semakin besar. Menghadapi era tersebut, Amran menantang peneliti dan stakeholder yang tergabung dalam Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) untuk semakin berkontribusi lebih banyak lagi untuk pertanian Indonesia.
"Tantangan ke depan, kita harus ikut pertanian 4.0, smart farming yang diimpikan, termasuk pertanian yang berbasis digitalisasi, kita harus jadikan kenyataan," katanya saat membuka Kongres dan Seminar Nasional PERAGI di Kampus Penelitian Cimanggu, Bogor, Selasa (24/9), seperti dilansir laman resmi Kementerian Pertanian
Amran menuturkan, bahwa impian pertanian Indonesia di masa depan adalah pertanian modern dan sejajar dengan negara maju di sektor pertanian. Karena itu, Amran juga meminta PERAGI untuk bisa mengakselerasikan smart farming dan membuat sesuatu yang tidak mampu dipikirkan orang lain.
Amran mencontohkan pertanian di negara lain yang sudah mampu menghasilkan buah dengan bobot yang fantastis. "Saya tantang PERAGI mampu hasilkan semangka dan labu dengan berat 2 ton. Kalau PERAGI mampu, maka akan menggegerkan dunia," tantangnya.
Amran merasa hal tersebut bukanlah hal yang sulit karena dengan teknologi. Apalagi Indonesia sudah berhasil membuat jagung 2 tongkol. Bahkan sekarang tengah ujicoba jagung 4 tongkol yang bisa mencapai produktivitas 20 ton per hektar. Contoh lainnya adalah Belgian Blue yang dengan teknologi transfer embrio, sehingga bisa menghasilkan sapi jenis Belgian Blue di Indonesia.
Dia menambahkan bahwa saat ini transformasi pertanian dari konvensional ke modern juga sudah dilakukan di beberapa tempat. Misalnya, Kementan sudah melakukan sosialisasi drone untuk menanam padi, drone untuk pupuk dan pestisida, ada autonomous traktor juga, begitupula robot untuk tanam padi.
"Ilmu yang dimiliki Indonesia sudah cukup, saatnya mengimplementasikan. Karena yang bisa mengubah negeri adalah teknologi baru. Sehingga kita bisa sejajar (teknologinya) dengan negara maju," kata Amran.
Dengan teknologi, Amran memastikan swasembada di Indonesia bisa terkejar satu persatu. "Dipastikan akan tercapai dan berhasil. Kita bisa tunjukkan pada dunia," tegasnya.