Wonder Woman & Konsep Si Vis Pacem, Para Bellum

Jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang.

Wonder Woman & Konsep Si Vis Pacem, Para Bellum
Wonder Woman (Capital FM Kenya)

MONDAYREVIEW.COM – Film Wonder Woman berhasil memikat perhatian khalayak. Tak hanya dari Gal Gadot yang seolah menjadi sebuah adjective baru untuk perempuan tercantik, terseksi, sekaligus penuh daya. Jika ditelaah secara saksama film Wonder Woman menyajikan lapisan sosial yang menarik untuk dikupas.

Diana/Wonder Woman (Gal Gadot) sebelumnya hidup damai di pulau Themyscira. Sekilasan pulau Themyscira meningatkan akan konsep di ilmu sosial yakni pulau utopis. Bagaimana segalanya telah berjalan dengan begitu baik, aman tentram. Namun di dunia ini konsep itu bisa jadi fantasi belaka dalam kenyataan. Di film Wonder Woman, retakan kedamaian di pulau Themyscira menganga ketika Steve Trevor (Chris Pine), pilot sekaligus intel Amerika Serikat menembus masuk. Kehadiran Steve Trevor sekaligus menghidupkan ramalan/kisah tentang sang Dewa Perang Ares yang siap mengobarkan sikap angkara murka manusia.

Kedamaian di pulau Themyscira sesungguhnya juga bertemu dengan konsep ilmu sosial yang dikenal sebagai Si vis pacem, para bellum (jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang). Dan simaklah bagaimana para wanita Amazon tumbuh berkembang menjadi para petarung yang andal. Mereka layaknya bangsa Sparta yang dilatih militer semenjak dini.

Sementara sang ibu Diana, Hippolyta (Connie Nielsen) mencoba untuk mendidik sang anak dengan kurikulum ala bangsa Athena. Diana coba dijauhkan dari segala latih fisik dan perang, serta coba untuk disekolahkan. Namun sang bibi Jenderal Antiope (Robin Wright) percaya Diana merupakan yang terpilih untuk menghadapi Ares. Sang bibi juga percaya diperlukan kesiapan tempur dan kurikulum ala bangsa Sparta untuk menggembleng Diana.

Terbukti paduan edukasi nilai-nilai kemuliaan dan kemampuan tempur menjadikan Diana jagoan pilih tanding. Ia tak hanya tangguh bertarung, namun memiliki nilai filosofis di balik setiap ayunan pedang yang dihantamkannya.