Wisuda Ke-XXVI 2020/2021, Ini Pesan Rektor UMC Yang Monumental

MONITORDAY.COM - Seluruh wisudawan dan wisudawati Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) tampak berkaca-kaca mengikuti prosesi wisuda secara hybrid ke XXVI 2020/2021, Sabtu (10/4/2021).
Rona bahagia terpancar dari wajah mereka sepanjang acara, begitupun dengan para orang tua dan wali yang turut hadir menyaksikan anak-anaknya dilantik menjadi sarjana strata satu.
Ruang convention hall UMC pun menjadi hening ketika Rektor UMC, Arif Nurudin memberikan nutrisi semangat kepeda mereka yang sebentar lagi melanjutkan fase kehidupan yang sesungguhnya.
" Anak-anak yang bapak sayangi, kampus inilah kalian menempuh pendidikan, mengasah keilmuan dan membentuk karakter islami dan unggul. Insha Allah, karakter tersebut menjadi bekal penting untuk berkontribusi kepada masyarakat, bangsa, dan negara," ucap Arif.
Arif juga mengingatkan, hidup di era disrupsi adalah masa yang penuh perubahan, menutut setiap pribadi mengembangkan kecakapan dan kompetensi baru secara terus-menerus.
Apa yang mesti disiapkan?
Lantas, apa yang harus dipersiapkan agar dapat melewati terjalnya kehidupan karena tantangan sebenarnya adalah menjadi pejuang berani hidup.
Arif berpesan kepada generasi terbaik yang pernah mengenyam studi di UMC agar senantiasa berkiprah, miliki mentalitas positif, menjaga etos kerja yang tinggi dan sungguh-sungguh dalam setiap amanah yang diberikan.
" Ananda harus konsisten saat bekerja, jaga kedispilinan dan hargai waktu. Ingat, waktu tidak akan pernah kembali. Dalam setiap tindakan, harus berfikir terlebuh dahulu karena kunci kesuksesan terletak pada pertimbangan matang yang diambil," imbuh Arif.
Arif pun mengutip pernyataan Ketum PP Muhammadiyah, bahwa ada baiknya belajar dari lebah yang hanya makan dari sari bunga, hasilnya adalah madu yang sangat bermanfaat. Yang masuk bagus, hasilnya juga bagus.
Begitupun dengan UMC, yang bertekad memberikan yang terbaik kepada seluruh mahasiswa UMC agar kelak menjadi generasi yang berkemajuan. Dimanapun alumnus UMC berada, harus menebarkan manfaat.
Ingat jasa-jasa orang tua
Arif menyampaikan bahwa ada hal yang paling penting untuk tidak dilupakan para wisudawan, agar selalu ingat dengan jasa-jasa orang tua.
" Saat anda kuliah, orang tua kita saat itu tidak mempunyai uang dan harus berjuang untuk mendapatkan segala kebutuhan. Mulai dari SPP, uang jajan, menu dan asupan terbaik untuk kita. Tak jarang, baik ayah dan bunda menyimpan ragam masalah, baik finansial dan lain sebagainya. Mereka tidak perduli, asalkan anak-anaknya jadi sarjana," ungkap Arif.
Arif mengimbau, yang masih mempunyai orang tua, agar temui mereka dan memohon ampun seraya berterimakasih atas segala perjuangan.
Namun bagi anda yang kehilangan orang tua tercinta, maka menjadi momen paling berat karena di momen penting ini, mereka tidak bisa menyaksikan momen yang sangat bahagia ini.
Untuk bisa melalui hari-hari tanpa kehadiran ayah dan ibu, bukan perkara mudah. Ada kesedihan yang hadir saat mengingat sosok ayah dan ibu.
" Ayah dan bunda itu layaknya pelita sebagai penerang hidup. Ibarat cahaya lilin yang selalu setia menerangi setiap sudut jalan. Usai acara ini, ananda yang sudah ditinggalkan orang tua agar sambangi kuburan mereka, cium pusaran kuburan ." ucap Arif yang tak kuasa menahan derai air mata.
"Terkadang, orang tua begitu bangga menyampaikan bahwa anaknya saat ini sudah sarjana. Anaknya sudah raih master dan doktor. Namun, kini mereka sudah tidak ada," tutur Arif.
Jangan cepat bangga
Kendati demikian, alumnus UMC tidak boleh puas dan bangga berlebihan. Karena yang membedakan kuliah dan tidak, bukan terletak pada panjangnya gelar tapi pada sikapnya atau akhlaknya.
Buat apa S1, S2, S3 atau Guru Besar sekalipun jika akhlaknya buruk. Banyak bukti, mereka yang bergelar tapi saat diberikan amanah, malah tidak amanah. Mereka tidak suka melihat rekan mereka memiliki prestasi yang lebih baik. Bahkan tidak sedikit takut tersaingi, gila jabatan. Padahal orang gilapun tidak segila dengan mereka yang terdidik.
"Anak yang sholeh tidak hanya baik bagi diri sendiri, yang senantiasa menjadi anak yang berbagi kebaikan. Anda dididik dengan prinsip yang ada di UMC seperti relijius yang sangat kuat serta filosofi kesundaan yang penuh nilai kearifan," pinta Arif.
UMC harus mampu mendidik orang-orang yang tidak hanya punya kecerdasan intellectual, tapi juga spritual dan emotional.
Ilmu yang didapatkan tidak akan berarti apa-apa manakala ilmu tersebut tidak digunakan sebagai solusi menghadapi permasalahan. Yang dituntut oleh masyarakat bukan hanya gelar, jabatan, materi tapi kehadiran seorang yang terdidik menghadirkan solusi.
" Anak-anak yang bapak cintai. Kami segenap bapak dan ibu dosen menaruh harapan kepada ananda agar menjaga nama baik kampus ini, jaga sholat dan seluruh perintah Allah SWT serta larangaNYA agar selamat dunia akhirat. Sebentar lagi, kita akan menunaikan ibadah ramadhan. Manfaatkan kesempatan ini, boleh jadi ini adalah perjumpaan terakhir, anda duluan, bapak belakangan dan bapak belakangan anda duluan, yah kita gak tahu. tambah Arif sambil berkelakar
Perlu diketahui, jumlah wisudawan XXVI tahun ini sebanyak 338 peserta dari 70 mahasiswa (Prodi Akuntansi), 66 mahasiswa (Prodi Manjemen), 39 mahasiswa (Prodi Informatika), 26 mahasiswa (Prodi Ilmu Pemerintahan), 32 mahasiswa (Prodi Komunikasi), 22 mahasiswa (Prodi PGSD), 27 mahasiswa (Prodi PAUD), 2 mahasiswa (Prodi Tekhnik Industri), 48 mahasiswa (Ilmu Keperawatan), 1 mahasiswa (Prodi Matematika), 3 mahasiswa (Prodi Bahasa Inggris), 2 mahasiswa (Prodi Peternakan).
Adapun lulusan terbaik yaitu Cika Vany dari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dengan IPK 3,92.