WhatsApp Perbarui Kebijakan Privasi Data Berujung Tuntutan

WhatsApp Perbarui Kebijakan Privasi Data Berujung Tuntutan
Ilustrasi/Net.

MONITORDAY.COM - Aplikasi layanan perpesanan instan WhatsApp mendapat penolakan yang berujung tuntutan atas perbaruan kebijakan privasi data yang dikhawatirkan akan mengancam privasi pengguna dengan langkah mengajukan petisi ke pengadilan India, Kamis (14/1).

Sebelumnya, pada tanggal 4 Januari pihak WhatsApp telah mengeluarkan pengumuman perihal adanya perbaruan kebijakan privasi data termasuk semua aplikasi yang dimiliki Facebook. 

Atas dasar hal tersebut, Negara India yang merupakan pengguna terbesar di dunia dengan jumlah 400 juta tentunya sangat marah atas keputusan ini, menurut laporan Reuteurs.

Dengan adanya kebijakan itu, pihak India melaporkan banyak pengguna mulai beralih ke platform saingannya yakni Telegram dan Signal.

"Ini secara virtual memberikan profil 360 derajat ke dalam aktivitas online seseorang," ungkap pengacara Chaitanya Rohilla terkait petisi tentang kebijakan baru WhatsApp, yang diajukan ke Pengadilan Tinggi Delhi, tersebut.

Dalam kandungan petisi tersebut dikatakan bahwa Whatsapp membahayakan keamanan nasional dengan membagikan, mentransmisikan, dan menyimpan data pengguna di negara lain dengan informasi yang diatur oleh undang-undang asing.

"WhatsApp telah mengolok-olok hak dasar kami atas privasi," ujar petisi tersebut.
Persyaratan baru WhatsApp tersebut harus disetujui oleh pengguna sampai tanggal 8 Februari sebagai batas akhir.

"Jenis perilaku sewenang-wenang dan keributan ini tidak dapat diterima dalam demokrasi dan sepenuhnya 'ultra vires' (di luar kekuasaannya) dan bertentangan dengan hak-hak fundamental sebagaimana tercantum dalam Konstitusi India," bunyi petisi tersebut.

Kasus ini akan disidangkan oleh Pengadilan Tinggi Delhi pada hari Jumat.

Tidak hanya di India, Platform perpesanan yang bermarkas di California ini juga mendapat tantangan dari otoritas Turki. Dewan persaingan usaha negara tersebut pekan ini memulai penyelidikan terhadap layanan perpesanan dan induk layanan tersebut.

Pihak WhatsApp tidak menanggapi Reuters untuk permintaan komentar. Sebelumnya dikatakan pembaruan kebijakan tidak mempengaruhi privasi pesan dengan teman dan keluarga, karena obrolan grup dienkripsi dan perubahan hanya terkait dengan interaksi dengan bisnis.