5 Jejak Sejarah Di Kota Tua Yang Cocok Buat Ngabuburit
Nah, buat sobat Lakban yang mau ngabuburit tapi bingung mau ke mana, ada nih rekomendasi tempat bagus.

LAKEYBANGET.COM - Sambil menunggu datangnya waktu berbuka puasa emang cocok banget jalan-jalan alias ngabuburit. Jadi biar waktu puasanya nggak berasa lama, ya nggak sobat Lakban? Nah, buat sobat Lakban yang mau ngabuburit tapi bingung mau ke mana, ada nih rekomendasi tempat bagus.
Lokasinya strategis kok di pusat Kota Jakarta. Lebih bagusnya lagi, ngabuburitnya ini sambil mengulik sejarah Kota Jakarta. Jadi sambil nunggu waktu berbuka, terus dapat pengetahuan sejarah juga deh, top banget hihihi. Yups, tempat itu di Kota Tua, Jakarta Pusat. Yuk langsung aja kita bervakansi di Kota Tua.
Stasiun Jakarta Kota
Buat sobat Lakban yang mau melihat suasana stasiun bergaya Eropa, Stasiun Jakarta Kota adalah tempatnya. Stasiun ini dibuka pada 1929, dahulu bernama Stasiun Beos (Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij atau Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur).
Tapi ada juga sih yang menyebutnya Stasiun Beos. Soalnya itu diambil dari singkatan Batavia En Omstreken (Batavia dan sekitarnya). Karena stasiun ini menghubungkan Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung) juga Karavam (Karawang), jadi itu alasan kenapa stasiun ini disebut Stasiun Beos.
Musuem Bank Mandiri
Nah sobat Lakban yang suka gaya arsitektur klasik, Musem Bank Mandiri ini rekomendasi banget. Gedung yang didesain tiga arsitek Belanda yakni J.J.J de Bruyn, A.P. Smits, dan C. van de Linde ini mulai dibangun pada 1929 dan baru selesai dibangun 14 Januari 1933.
Di dalam Museum Bank Mandiri ini kita bisa melihat sejarah perusahaan perdagangan di bidang perbankan pertama di Jakarta. Ya, gedung ini dulu bernama Nederlandsche Handel-Maatschappij atau Factorij Batavia, yang beroperasi pada era penjajahan Belanda di Indonesia.
Museum Sejarah Jakarta
Gedung ini sih lebih akrab disebut Museum Fatahillah. Gedung ini dulunya merupakan Kantor Gubernur Jenderal pada era penjajahan Belanda di Indonesia. Bangunan ini pernah jadi pusat pemerintahan VOC dan Hindia Belanda.
Bukan cuma itu sobat Lakban, gedung yang dibangun pada 1707-1710 ini juga merupakan lokasi pengadilan alias eksekusi mati. Dan yang ngerinya lagi, terdapat penjara bawah tanah di Museum Fatahillah ini. Nah di depan Museum Sejarah Jakarta ini, terdapat lapangan Fatahillah yang menjadi tempat turis berseliweran menaiki sepeda ontel. Tempat ini cocok banget nih buat ngabuburit.
Jembatan Kota Intan
Jembatan ini rekomendasi deh buat memandang langit sore hari sambil menunggu fajar terbenam. Cagar budaya ini dulu dikenal dengan nama Jembatan Jungkit, soalnya bagian tengahnya bisa diangkat agar kapal bisa lewat.
Nah sobat Lakban kalau mampir ke sini jangan sampai mengotori atau merusak setiap sisi jembatan ini yah. Soalnya, jembatan ini menjadi satu-satunya jembatan yang tersisa yang dibangun Belanda.
Toko Merah
Nah, buat sobat Lakban yang suka sama arsitektur perpaduan Eropa dan Tiongkok, bagunan ini rekomendasinya. Kenapa disebut toko merah? Ya karena cat bangunannya berwarna merah hihihi. Hmm sebenarnya sih filosofi lebih akuratnya karena bangunan ini didirikan oleh orang Tiongkok bernama Oey Liauw Kong.
Nah dalam filosofi Tiongkok itu, warna merah berarti keberuntungan. Dan sejak dibangun hingga sekarang, bangunan ini memang selalu berwarna merah. Jadi itu alasan kenapa disebut Toko Merah. Toko Merah merupakan bangunan kembar, dua rumah di bawah satu atap. Ada dua pintu masuk ke dalam Toko Merah serta pemisah di antaranya. Ini dimaksudkan agar bila ada kebakaran, api tidak akan menjalar bangunan sebelahnya.