MONDAYREVIEW.COM - Letnan Jenderal (purn) TNI, Prabowo Subianto adalah sosok pria yang baik ucapan maupun tindakannya selalu menjadi sorotan banyak pihak. Bahkan, tak sedikit pula dari sikapnya itu yang akhirnya menuai kontroversi.
Sebut saja saat publik dibuat heboh atas prediksi akan bubarnya Negara Indonesia pada tahun 2030 mendatang. Prabowo mengutip prediksi tersebut dari sebuah novel fiksi karya PW Singer dan August Cole yang berjudul 'Ghost Fleet'.
Akibat "ulahnya" itu, beragam pro-kontra pun bermunculan termasuk dari kalangan elit politik. Presiden Joko Widodo sendiri tertawa saat menanggapi prediksi Indonesia bubar dan hanya menyebutkan bahwa masa depan harus dipandang dengan rasa optimisme, sehingga harapan untuk generasi muda dapat terbentuk lebih baik.
Kemudian, bekas Danjen Kopassus itu kembali melontarkan pernyataan yang tampaknya dapat membuat geger penguasa. Dalam sebuat pidato di Gedung Serbaguna Istana Kana Cikampek, ia menyebut ada elit yang goblok dan bermental maling. Elit tersebut, kata Prabowo, juga serakah dan tidak setia pada rakyat serta hanya ingin kaya.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melalui Sekretaris Jenderal, Arsul Sani lalu merespon hal tersebut dengan meminta Prabowo menjelaskan dengan gamblang siapa elite yang dimaksud. Desakan juga datang dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma'ruf Amin yang meminta Prabowo menunjuk langsung elit di Jakarta yang ditudingnya membohongi publik.
Sepertinya, bukan Prabowo jika tak lantang mengkritik walau cercaan menghadang. Bahkan, ia tampaknya tak segan ikut mengkritik kader di internal partai yang ia nahkodai, Gerindra. Hal itu diungkapkan Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Gerindra, Nuroji yang mengaku sering mendengar arahan Prabowo agar tidak bermental maling dalam menjabat elit politik.
Ia menjelaskan ungkapan tersebut adalah bentuk introspeksi semua pihak termasuk internal partai. "Kita sudah biasa dengar ungkapan itu, karena kita dalam rangka mengkoreksi diri kita sendiri," kata Nuroji usai menghadiri acara 'Prabowo Menyapa Warga' di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Minggu (1/4/2018) sore.
Sikap Prabowo yang tak segan mengkritik siapapun juga nampak dalam acara itu yang turut dihadiri Calon Gubernur Jawa Barat, Sudrajat. Kejadian bermula pada saat ia akan melangsungkan pidatonya di hadapan sekitar 3000-an kader Gerindra yang hadir.
Ketika Prabowo menaiki podium, para kader partai berlambang kepala burung Garuda itu lantas dengan cepat mengambil ponsel masing-masing untuk mengambil foto Prabowo. Dirinya yang gerah melihat ulah kader partainya itu lantas tampak mengomel.
"Ini turunkan handphone semua, gak keliatan. Anda mau dengar saya atau mau ambil foto. Kalau mau dengar, yang tertib. Duduk semua, gak ada yang berdiri!" ucap Prabowo dengan nada keras.
Ia bahkan berkelakar bahwa kadernya tak bisa bahasa Indonesia lantaran tak kunjung menjalankan "perintah" sang Jenderal. "Ayo-ayo apalagi kalian yang pake seragam coklat-coklat itu, gimana ini. Gardu (Gerakan Rakyat Dukung Prabowo) duduk situ!" tegasnya.
Kritik lain, dilontarkan Prabowo atas insiden tersebut yang mana menurutnya hal itu menunjukkan ciri khas bangsa Indonesia yakni sangat sulit ketika disuruh tertib. "Disuruh tertib susah, ditegur ketawa," katanya yang disambut gelak tawa kader Gerindra.
Hal lain, mantan Calon Presiden (Capres) 2014 itu agaknya memiliki "alergi" terhadap beberapa media. Yang terbaru, masih dalam acara yang sama di Depok, Prabowo mengungkapkan dirinya alergi terhadap media berinisial "M". Tidak diketahui pasti media yang dimaksudkan.
Prabowo yang sadar tengah diliput banyak media lantas bertanya asal media sejumlah wartawan, termasuk awak media berseragam merah yang ia kenali sebagai "friend". Sementara yang lain, menurutnya tidak berani mengenakan seragam.
"Ada yang dari itu gak ya. Saya agak alergi dengan satu channel itu. Tapi saya gak sebut namanya ya, gak boleh, gak etis. Tapi namanya mulai dengan M," tukas Prabowo.
Lebih lanjut, ia menilai para wartawan sebenarnya baik-baik. "Mereka sama hatinya dengan kita, karena gajinya (saja) kecil," ucap Prabowo.