Wapres Ajak Teladani Sifat Nabi di Era Disrupsi

MONITORDAY.COM - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyatakan pentingnya meneladani sifat dan karakter Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari.
"Dalam kesempatan Maulid Rasul ini, mari kita sebagai umat sayyidina Muhammad mencontoh dan meneladani sifat dan karakter beliau. Sikap dan kepribadian sebagaimana dicontohkan oleh beliau Nabi Muhammad SAW saat ini tidak mudah untuk diterapkan dan diteladani," kata Ma'ruf Amin dalam acara Maulid Akbar dan Doa untuk Keselamatan Bangsa yang disiarkan dari Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (29/10/2020).
Kemajuan teknologi informasi, kata Ma'ruf mengingatkan, dibarengi timbulnya disrupsi informasi. Kemudahan mengakses informasi, salah satunya melalui media sosial, membuat masyarakat sulit menempatkan informasi yang benar dan salah. Akibatnya masyarakat seolah-olah sulit menaruh kepercayaan kepada pemimpin bangsa.
"Di era disrupsi informasi seperti saat ini seakan sulit menaruh kepercayaan kepada pihak lain, bahkan kepada pemimpinnya. Pemutarbalikkan informasi menyebabkan banyak orang merasa bingung untuk memilah dan memilih mana informasi yang benar dan mana yang tidak benar," tutur Wapres.
Di era disrupsi informasi saat ini, Ma'ruf mengatakan, patut meneladani Rasulullah yang telah dikenal memiliki perilaku terpuji dan bisa dipercaya sehingga siapa pun yang berinteraksi dengannya akan langsung menaruh kepercayaan.
Dalam konteks inilah, Ma'ruf mengatakan pentingnya sikap bijaksana dalam menggunakan media sosial. Jika tidak maka akan menyebabkan saling curiga dan berprasangka buruk di antara masyarakat.
"Akhirnya mereka menaruh curiga dan prasangka buruk terhadap semua informasi terutama terkait kebijakan pemimpin, meskipun sebenarnya informasi tersebut benar," katanya pula.
Ma'ruf menyinggung kebijaksanaan Nabi Muhammad tergambar ketika memberi solusi atas perselisihan antarpemimpin Quraisy soal relokasi Hajar Aswad usai renovasi.
"Dengan bijak, beliau meminta semua pemimpin kabilah Quraisy bersama-sama memindahkan Hajar Aswad, yaitu dengan cara masing-masing memegang sisi kain yang di tengahnya ada Hajar Aswad. Kemudian beliau sendiri yang meletakkannya di tempatnya semula," demikian kata Maruf Amin.