Video Kampanye dan Politik Sembako Jadi Penyebab Mandeknya Suara Ahok-Djarot
Pembagian sembako yang masif di masa tenang justru melukai sikap rasional warga Jakarta.

MONDAYREVIEW.COM – Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berhasil mengungguli Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Di putaran kedua ini menurut sejumlah lembaga survei berdasarkan hasil hitung cepat jarak antara kedua kandidat itu berada di kisaran 15-18%.
Hal tersebut menunjukkan mandeknya perolehan suara dari pasangan Ahok-Djarot. Padahal kandidat ini mendapatkan tambahan tenaga di putaran kedua yakni dengan bergabungnya PPP dan PKB. Apa pasal terjadi stagnasi di perolehan suara Ahok-Djarot? Rupanya video kampanye dan politik sembako yang dilakukan menjadi faktor penyebabnya seperti dianalisa oleh lembaga survei Median.
“Berdasarkan persentase data yang masuk perolehan suara Anies-Sandi mencapai 57,88 persen, dan pasangan Ahok-Djarot memperoleh 42,12 persen,” ungkap Median dalam keterangan persnya di Jakarta.
Menurut Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun jarak antara Anies-Sandi dan Ahok-Djarot di atas 15%. Jika dibandingkan dengan putaran pertama maka para pemilih Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni menyalurkan dukungannya pada Anies-Sandi di putaran kedua.
“Ternyata pemilih Agus-Sylvi sebagian besar lari ke pasangan Anies-Sandi,” kata Rico Marbun.
Rico juga menganalisa video kampanye yang menjadi kontroversial dan politik sembako menjadi hulu penyebab mandeknya perolehan suara Ahok-Djarot.
“Kasus video kampanye itu berefek terhadap menurunnya simpati pemilih muslim. Pembagian sembako yang masif di masa tenang justru melukai sikap rasional warga Jakarta. Sebagian besar warga Jakarta sangat well inform, sehingga pembagian itu dianggap amat vulgar dan melukai rasional warga,” tutur Rico Marbun.