Ventilator : Salah Satu Alat Paling Dibutuhkan Hadapi Pandemi
Secara sederhana alat ini difahami cara kerjanya semacam pompa oksigen yang akan mensuplainya ke paru-. Terkadang sebagian orang menyebutnya sebagai respirator. Pada kasus pasien gagal nafas , henti napas (apnu) maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan indikasi ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapatkan intubasi dan pemasangan ventilasi mekanik sebelum terjadi gagal napas yang sebenarnya.

MONITORDAY.COM - Covid-19 adalah penyakit yang menyerang saluran pernafasan. Salah satu gejala yang paling fatal adalah gagal nafas terutama akibat pneumonia. Awam sering menyebut paru-parunya tenggelam oleh cairan. Saat itulah dibutuhkan ventilator untuk menggantikan sementara fungsi paru-paru.
Secara sederhana alat ini difahami cara kerjanya semacam pompa oksigen yang akan mensuplainya ke paru-paru. Terkadang sebagian orang menyebutnya sebagai respirator. Pada kasus pasien gagal nafas , henti napas (apnu) maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan indikasi ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapatkan intubasi dan pemasangan ventilasi mekanik sebelum terjadi gagal napas yang sebenarnya.
Juga pada kondisi distress pernapasan disebabkan ketidaklancaran ventilasi atau oksigenasi. Prosesnya dapat berupa kerusakan paru (pada pneumonia) maupun kelemahan otot pernapasan dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot).
Selama ini ketersediaan ventilator relatif terbatas. Biasanya diletakkan di ruang perawatan intensif (ICU). Harganya relatif mahal. Di situs alatkesehatan.id ada yang dipatok sekitar Rp 463 juta, ada pula yang Rp 890 jutaan. Namun ada pula yang ditawarkan dengan harga Rp 180 jutaan. Tentu dengan spesifikasi, keunggulan dan kekurangannya masing-masing.
Saat wabah mencapai puncaknya dikhawatirkan ketersediaan alat ini tidak akan mencukupi. Hingga menghadapkan dokter pada pilihan sulit ketika harus memilih mana pasien yang ditolong dan mana yang ‘terpaksa’ harus berjuang tanpa ventilator. Sebuah laporan berpengaruh dari Imperial College London memperkirakan bahwa 30% dari pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit kemungkinan memerlukan ventilasi mekanik. Demikian laporan BBC.
Andrew Cuomo, Gubernur Negara Bagian New York, telah mengajukan ke Pemerintah Federal AS untuk disediakan tak kurang dari 30.000 unit ventilator. Tak hanya anggaran yang sangat besar namun tak ada persediaan dan tak ada pembuat yang sanggup menyediakan unit sebanyak itu.
Industri otomotif yang paling memungkinkan untuk memproduksi alat ini. Ford mengklaim sanggup memproduksi ventilator 10.000 set per hari mulai 20 April 2020. Tentu saja setelah Presiden AS Donald Trump memberi penugasan dengan payung hukum yang kuat. Hingga anggaran pemerintah dapat menjamin keberlangsungan dan pembiayaan produksinya.
India pun sedang berkejaran dengan waktu untuk memproduksi ventilator yang harganya terjangkau. Industri otomotif India memiliki basis yang kuat. Hingga memberi harapan bagi upaya ini.
Di Indonesia pabrikan motor mengaku siap untuk memproduksi peralatan medis tersebut. Payung hukum dan ketersediaan anggaran tentu harus disiapkan agar dapat direalisasikan. Standar keamanan secara medis tentu sangat penting. Disamping biaya produksinya juga harus seefisien mungkin.
Industri ootomotif Indonesia mengaku memerlukan rekanan dari industri alat kesehatan. Sehigga blueprint, alih teknologi dan modifikasi fasilitas perakitan mobil yang ada saat ini agar dapat digunakan untuk memproduksi ventilator.
Penting juga untuk menentukan jenis ventilator yang paling dibutuhkan. Menurut sifatnya ventilator dibagi tiga tipe yaitu:
Pertama, Volume Cycled Ventilator. Prinsip dasar ventilator ini adalah siklusnya berdasarkan volume. Mesin akan berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.
Kedua, Pressure Cycled Ventilator : Prinsip dasar ventilator tipe ini adalah siklusnya yang menggunakan tekanan. Mesin akan berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada tipe ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.
Ketiga, Time Cycled Ventilator. Prinsip kerja dari ventilator tipe ini adalah siklusnya berdasarkan waktutu ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) normal dengan rasio I:E (inspirasi : ekspirasi ) sebesar 1:2.