Vaksinasi Tahap Pertama Diberikan pada Tenaga Kesehatan di Tujuh Provinsi
Pemberian vaksin untuk tenaga kesehatan tentu saja diberikan setelah izin penggunaan dalam keadaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA), dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

MONITORDAY.COM - Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 tahapan pertama akan diberikan kepada tenaga kesehatan risiko tinggi di tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Hal itu berdasarkan rekomendasi dan kajian Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
"Untuk tahap awal, akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan," kata Honesty di Jakarta, Selasa (8/12) seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, pemberian vaksin untuk tenaga kesehatan tentu saja diberikan setelah izin penggunaan dalam keadaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA), dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
Honesty berharap, hadirnya vaksin COVID-19 untuk tenaga kesehatan bisa memberikan keamanan dan perlindungan bagi mereka yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19 dan juga memberikan rasa aman bagi mereka.
Ia menjelaskan, Bio Farma akan persiapkan tiga juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac, China dalam bentuk finish product yang akan terbagi dalam dua kali pengiriman.
Untuk tahap awal, akan dikirim sebanyak 1,2 juta dosis dalam bentuk kemasan dosis tunggal pada tanggal 6 Desember 2020, yang dikirimkan langsung dari Beijing ke Jakarta dengan menggunakan kargo Garuda Indonesia.
Proses pemindahan envirotainer pengangkut vaksin Sinovac kemasan finish product sebanyak 1,2 juta dosis, dari Sinovac ke warehouse Bio Farma pada Senin (7/12). Untuk selanjutnya akan dilakukan serangkaian pengujian di Bio Farma.
"Kemudian, vaksin COVID-19 ini, akan dibawa ke Bio Farma pada 7 Desember 2020, dengan menggunakan alat pengangkut khusus berupa envirotrainer (peti kemas berpendingin) sebanyak tujuh unit," papar Honesty.
Kedatangan Vaksin COVID- 19 ini menunjukan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang menunjukan langkah konkret, untuk segera melakukan vaksinasi COVID-19 dalam rangka mempercepat penanggulangan pandemi COVID-19.
Pemilihan vaksin COVID-19, harus memenuhi beberapa faktor antara lain, harus memenuhi unsur keamanan, harus cepat, dan harus juga (bisa) Mandiri.
Kemudian vaksin yang terpilih tersebut, harus memiliki unsur keamanan, khasiat dan mutu yang terjamin oleh lembaga yang berwenang, yang harus dapat dibuktikan dari serangkaian pengujian, dimulai dari pre-klinis, Uji Klinis 1, 2 dan 3.
"Dilihat dari timeline atau progress pengembangan, calon vaksin COVID-19 dari Sinovac, termasuk 1 dari 10 kandidat yang paling cepat yang sudah masuk ke Uji Klinis tahap 3," kata Honesty.
Kemudian, lanjut dia, dari sisi platform atau metode pembuatan vaksin, yang menggunakan platform inactivated, sudah terbukti /proven pada jenis-jenis vaksin yang lainnya, dan sudah dikuasai oleh Bio Farma dan sistem mutu Sinovac sudah diakui oleh WHO dan ada alih teknologi dalam kerja samanya.
Bio Farma pun mengapresiasi dukungan besar yang telah diberikan pemerintah dan berbagai pihak, Kementrian dan Lembaga atas lancarnya proses kedatangan tahap perdana vaksin Covid-19 di Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis vaksin siap pakai.
"Kami mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya sebagai BUMN akan hadir untuk Indonesia, dalam membantu pemerintah menyediakan vaksin COVID-19 untuk masyarakat," kata Honesty.